Kabar24com, DENPASAR— Sebanyak 150 orang terapis spa dari seluruh Bali diuji kemampuannya mengenai pengetahuan, kemampuan, keterampilan serta sikap kerja yang sesuai dengan Standard Kerja Kompetensi Nasional Indonesia.
Uji kompetensi ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan kredibilitas kerja terapis akses perkembangan profesi, sehingga mereka memiliki kesempatan yang lebih baik dalam jenjang karir dan promosi jabatan serta kompetensi yang dimiliki.
Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Spa Tirta Nirwana Indonesia Yulia Simawati mengatakan sertifikasi suatu keharusan di industri pariwisata dan terapis merupakan ujung tombak perusahaan.
Hal ini dikarenakan munculnya UU Kepariwisataan No. 10/2009 dan diperkuat adanya PP no.53/ 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha Pariwisata yang mewajibkan semua tenaga kerja pariwisata untuk tersertfifikasi.
“Kami ingin spa sehat jangan ada konotasi negatif tentang spa. Memang ada yang beroperasi bukan relaksasi ada beberapa, tetapi yang kami lakukan ini adalah spa kesehatan. Ini dilakukan untuk hindari supaya tidak ada spa-spa seperti itu,” jelasnya, Selasa (27/2/2018).
Materi uji kompetensi meliputi ujian tertulis dan teknik bagaimana treatment mereka untuk memberikan pelayanan ke customer, perawatan tumbuh wajah kaki hingga hydrobad krena.
Baca Juga
Menurutnya, terapis yang memiliki sertifikat kompetensi secara sah akan mendapatkan kepercayaan atas kredibilitas kerja dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya, meningkatkan akses perkembangan profesi, memiliki kesempatan yang lebih baik dalam jenjang karir dan promosi jabatan serta meningkatkan pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki.
“Bagi industri spa yang memperkerjakan spa terapis, akan diuntungkan karena memiliki asset yang tidak ternilai. Karyawan dengan skill yang sudah terasah baik secara soft skill maupun hard skill tentu akan lebih mudah memberikan kontribusi guna mencapai goal sesuai visi dan misi perusahaan,” tuturnya.
Pada kuartal I/2018, LSP Spa Tirta Nirwana Indonesia mendapatkan kepercayaan oleh Kementerian Pariwisata dalam mendapatkan jatah sertifikasi 750 asesi.
Adapun hingga akhir tahun ini diharapkan sebanyak 2.000 spa terapis dari Jakarta, Banten, Bandung, Semarang, Bali, Medan, Jogya, Lombok, Bintan dan Batam akan ikut sertifikasi.
Yulia mengungkapkan khusus di Bali pihaknya memiliki rencana melakukan pelatihan bagi terapis di pantai agar memiliki kemampuan lebih baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan mereka.