Bisnis.com, JAKARTA - Pilihan raya Malaysia yang rencanya akan digelar pada Mei 2018 diperkirakan bakal panas setelah bekas Perdana Menteri Mahathir Mohamad menyatakan mencalonkan diri sebagai peserta pemilu.
Menurut kabar dari situs berita The Star, Mahathir Mohamad akan berpasangan dengan Wan Azizah Wan Ismail, istri Anwar Ibrahim, melalui Pakatan Harapan melawan inkumben Najib Tun Razak.
Najib mengritik pencalonan Mahathir karena dianggap inkar janji. Saat masih menjabat, menurut Najib, Mahatir mengatakan akan berhenti berpolitik dan istirahat menikmati hari tua.
"Pilihan calon oposisi menunjukkan betapa rapuh kepemimpinannya jika dibiarkan memerintah negara, karena calon Perdana Menteri itu ingin menjabat hanya sementara," kritik Najib di akun blog yang ditulis Jumat, 23 Februari 2018.
Najib menguraikan, mantan Perdana Menteri itu melanggar janji karena akan menyerahkan jabatan tersebut ke Pakatan yang secara de facto dipimpin oleh Datuk Seri Anwar Ibrahim yang baru keluar dari penjara.
Dia melanjutkan, Mahathir pernah mengatakan bahwa dia tidak akan pernah membiarkan seorang pria dengan moral yang buruk memimpin negara.
Anwar Ibrahim dijebloskan ke penjara di masa kepemimpinan Mahathir karena dituduh korupsi dan melakukan sodomi terhadap pembantunya. Tudingan itu berkali-kali ditolak oleh Anwar dan pendukungnya, tetapi pengadilan Malaysia menyatakan dia bersalah dan harus masuk bui.
"Bahkan Mahathir pernah mengatakan bahwa Anwar sudah terlalu tua untuk memimpin negara," kata Najib. "Jika Mahatir ingkar janji, PKR akan memberontak melawan dia untuk mengambil kekuasaan."
Mahathir Mohamad, 92 tahun, menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia selama 22 tahun. Dia mengundurkan diri pada 2003. Menjelang pilihan raya, Mei 2018, Mahathir mencalonkan diri menjadi Perdana Menteri bergabung dengan bekas musuh yang juga pernah menjadi Wakil Perdana Menteri, Anwar Ibrahim.