Kabar24.com, JAKARTA--Presiden Prancis Emmanuel Macron mengancam akan menyerang Suriah. Serangan akan dilakukan jika pemerintah Suriah terbukti menggunakan senjata kimia terhadap warganya.
"Kami akan menyerang tempat peluncuran dilakukan atau diselenggarakan," ujar Macron kepada wartawan.
Macron menegaskan, penggunaan senjata kimia adalah "batas merah" bagi pemerintah Prancis.
Akan tetapi Macron menegaskan bahwa intelijen Prancis sejauh ini belum menemukan bukti bahwa senjata kimia terlarang telah digunakan.
"Begitu bukti tersebut telah ditemukan, saya akan melakukan seperti yang saya katakana. Prioritasnya adalah perang melawan teroris," ujar Macron sebagaimana dikutip BBC.com, Rabu (14/2/2018).
Komentar Macron mengemuka menyusul sejumlah laporan yang menyebutkan pemerintah Suriah memakai senjata kimia, termasuk dugaan serangan klorin.
Baca Juga
Sembilan orang dirawat akibat kesulitan bernapas setelah sebuah bom yang diyakini terisi dengan bahan kimia dijatuhkan di Saraqeb, kota sebelah barat laut Provinsi Idlib. Kota itu hingga kini dikuasai kubu pemberontak.
Pemerintah Suriah membantah telah menggunakan senjata kimia, juga menyatakan mereka tidak menyasar warga sipil.
Lebih Keras
Pernyataan Macron bahwa Prancis akan melakukan serangan di Suriah merupakan komentar paling keras sejak tahun lalu.
Saat itu Macron berkata kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa penggunaan senjata kimia di Suriah merupakan "batas merah" yang akan mendapat "respons langsung" dari Prancis.
Setelah serangan senjata kimia dekat Damaskus pada 2013, Amerika Serikat dan Rusia menyepakati sebuah rencana dengan Suriah untuk memusnahkan cadangan senjata kimia dalam setahun.
Nyatanya, Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) terus mencatat penggunaan bahan kimia beracun di negara tersebut.