Kabar24.com, JAKARTA - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mendorong agar pusat kajian manuskrip yang saat ini sedang dirancang harus benar-benar menjadi sumber rujukan dalam pengembangan ilmu dan riset.
Lukman mengatakan persoalan manuskrip merupakan hal yang sangat penting tapi banyak tidak diketahui orang.
"Kita bisa besar saat ini karena ada masa lalu, dan manuskrip itu adalah bagian yang tidak terpisahkan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/2/2018).
Sebelumnya, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi M Zain menyampaikan desain besar pusat kajian manuskrip yang diantaranya mencakup rangkaian program dan pembiayaan.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Agama memberikan sejumlah arahan. Pertama, naskah akademik perlu dibuat sehingga lebih jelas dan sistematis. Kedua, skala prioritas program dan kegiatan perlu dibuat. Ketiga, substansi kegiatan benchmark diarahkan pada verifikasi naskah. Keempat, terkait anggaran agar disiapkan program untuk diajukan pada pembahasan APBN Perubahan mendatang.
Kelima, diskusi kelompok terfokus (FGD) perlu diagendakan dengan mengundang pakar untuk memastikan pencapaian yang telah dibuat. Terakhir, pola penganggaran pada 2019 harus disiapkan pada 2018.
Baca Juga
Staf ahli Menteri Agama Oman Fathurrahman berharap pusat kajian manuskrip ini selanjutnya bisa sejalan dengan pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang sekarang sedang diprogramkan.