Bisnis.com, BOGOR - Presiden Joko Widodo bersilahturahim dengan peserta musyawarah besar pemuka agama untuk kerukunan bangsa di Istana Bogor.
Presiden didampingi Menko Polhukam Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin dan Utusan Khusus Presiden untuk dialog dan kerjasama antaragama dan peradaban Din Syamsuddin menerima sekitar 400-an para pemuka enam agama dari pusat dan daerah di ruang Garuda Istana Bogor, Sabtu (10/2/2018) pada pukul 16.00 WIB.
Saat pidato di depan para pemuka agama, Presiden mengatakan Indonesia selalu mendapat pujian dari kepala negara-negara sahabat, baik raja, presiden, perdana menteri, karena memiliki masyarakat yang majemuk, beragam yang penuh toleransi dan kebersamaan.
Jokowi mengatakan bahwa Indonesia disanjung negara-nagara sahabat karena contoh masyarakat muslim yang mengedepankan Islam yang moderat, karena Indonesialah contoh keberhasilan menjaga Bhinneka Tunggal Ika.
"Saya selalu menjawab apa yang disampaikan oleh beliau-beliau tersebut, ya... karena Indonesia memiliki pemuka pemuka agama yang mengajarkan toleransi dan persatuan. Karena para tokoh masyarakat dan pemuka-pemuka agama selalu mengedepankan dialog, mengedepankan musyawarah dengan penuh kesabaran," katanya.
Menurut Presiden, kerukunan ini terwujud karena Indonesia menjadi rumah bersama yang selalu dijaganya.
Baca Juga
"Oleh karena itu saya menyampaikan terima kasih kita yang sebesar-besarnya kepada Pak Din (Din Syamsuddin), kepada seluruh pemuka agama, peserta para peserta musyarwarh agama pemuka agama atas komitmennya untuk memperkuat kerukunan bangsa serta komitmennya NKRI, komitmen atas Pancasila serta memperkokoh Bhinneka Tunggal Ika mengenai butir-butir kesepakatan tujuh bahan baku yang sudah dibahas di musyawarah besar selama tiga hari," katanya.
Presiden juga mengingatkan kepada para pemuka agama yang memiliki peran penting dan strategis untuk memberikan contoh dan teladan yang baik, teladan untuk berinteraksi dengan pemeluk agama yang lain dengan penuh empati dan saling menghormati saling menghargai.
"Kita aparatur pemerintah dan para pemuka agama harus selalu bekerja sama untuk membangun Indonesia yang kokoh," harap Jokowi.
Kepala Negara tidak hanya meminta masalah toleransi dan saling pengertian semata, tetapi juga terus harus bekerjasama bersinergi menjaga pendidikan dan sikap umat masing-masing.
"Bekerja sama untuk mengembangkan pendidikan yang terbuka, bekerjasama untuk meningkatkan saling pengertian antar agama, antar etnis dan antar status sosial," katanya.