Kabar24.com, MALANG—PT Sarinah (Persero) menginvestasikan Rp160 miliar untuk membangun hotel bintang 4 di Kota Malang tahun ini.
Presiden Direktur PT Sarinahg GNP Sugiarta Yasa mengatakan hotel tersebut akan menempati lahan department store Sarinah di Jl Basuki Rachmat seluas 6.000 m².
“Saya harapkan bisa segera dibangun tahun ini,” ujarnya di sela-sela Penandatanganan MoU PT Sarinah dan Himpunan Pengusaha Santri Indonesia di Kota Malang, Kamis (1/2/2018).
Karena itulah, pihaknya segera berkoordinasi dengan Pemkot Malang terkait masalah perizinan.
Nantinya, hotel tersebut dibangun 14 lantai dengan 144 kamar yang terdiri atas tipe deluxe, standard, dan suite dengan kompisisi mayoritas deluxe, kemudian standard, dan sebagian kecil suite.
Dengan investasi sebesar itu, maka diharapkan akan BEP pada 11-12 tahun, namun dengan potensi Kota Malang sebagai kota destinasi wisata dan kota pendidikan yang terus berkembang, maka diharapkan sebelum 10 tahun akan kembali modal.
Baca Juga
Selain itu, hotel tersebut lokasinya strategis, yakni berada di sekitar Alun-alun Kota Malang dengan dikelilingi gedung-gedung utama, seperti masjid, Kantor Pemkab Malang, Gedung BI, dan lainnya.
Dengan begitu, hotel yang nantinya bernama Hotel Sarinah tersebut merupakan pusat pertemuan warga kota. Hotel tersebut nanti dibangun dengan disain sehingga layak menjadi ikon baru Kota Malang.
Dibangunnya hotel tersebut, dia meyakinkan, tidak menghilangkan keberadaan department store yang sudah ada. Hotel tersebut tetap mengakomodasi department store, bioskop, dan tenant-tenant yang sudah ada seperti gerai Mc Donald dan KFC.
Sasaran tamu hotel tersebut, terutama wisatawan, namun juga untuk kegiatan MICE karena potensinya juga besar.
Sumber pendanaan dari pembangunan hotel tersebut, kata Sugiarta, dari pinjaman komersial bank. Sebenarnya ada pihak-pihak yang bersedia menyertakan modal untuk proyek pembangunan hotel tersebut, namun dikesampingkan karena bisnis tersebut diperkirakan menguntungkan jika dikelola sendiri.
Meski begitu, jika hotel nanti rampung, tidak dioperasikan sendiri oleh PT Sarinah. BUMN di bidang ritel tersebut akan menunjuk operator hotel yang berpengalaman.
Bisa saja PT Sarinah menunjuk Hotel Indonesia Group sebagai operator dengan pertimbangan sinergi antarBUMN.
Namun bisa juga PT Sarinah menunjuk operator hotel lainnya jika penawarannya dianggap lebih menguntungkan dan kompetitif.
Dengan demikian, calon operator hotel tersebut ada beberapa institusi, yakni Accor, Ashton, dan Hotel Indonesia Group. “Masih belum ditetapkan,” ujarnya.
Masa konstruksi pembangunan hotel tersebut diperkirakan menelan waktu hingga 2 tahun.