Kabar24.com, JAKARTA - Sekretaris Kabinet Pramono Anung menjelaskan tentang Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dipertanyakan sempat menjadi imam dan makmum saat menunaikan salat di masjid di Kabul, Afghanistan, saat kunjungan kenegaraan.
Pramono Anung di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (31/1/2018), menyatakan perlu memberi penjelasan agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi terkait aktivitas Presiden Jokowi di Afghanistan.
Baca Juga
"Setelah selesai bilateral meeting, adalah waktu masuk salat dzuhur. Presiden kemudian diajak oleh Presiden Afghanistan dan para menteri semuanya ke tempat lokasi salat dzuhur. Sebelum salat dzuhur dilakukan, sebelum mengambil air wudhu, Presiden mendapatkan kehormatan untuk menerima pakaian yang dikenakan Presiden Afghanistan pada saat salat dzuhur. Presiden juga memberi topi/kopiah yang disiapkan dari Jakarta yang ukurannya sesuai dengan ukuran kepala Presiden Afghanistan," kata Pramono.
Setelah itu, Presiden Jokowi mengambil air wudhu dan menunaikan salat bersama. Pada saat salat pertama tampak dalam sebuah foto Presiden Jokowi menjadi makmum.
"Saat itu melakukan salat dzuhur, yang menjadi imam adalah imam besar Afghanistan. Setelah selesai salam, salat dzuhur selesai, Presiden meminta izin kepada Presiden Afghanistan dan imam besar untuk melakukan salat jamak ashar takdim," katanya.
Ketika itulah, kata Pramono, Presiden Jokowi sempat mempersilakan jamaah yang ada di tempat itu termasuk dubes dan tuan rumah untuk menjadi imam salat.
"Kemudian, Presiden Afghanistan, imam besar, dan semuanya, mempersilakan Presiden untuk menjadi imam. Jadi, Presiden memimpin imam untuk salat jamak ashar. Dua rakaat. Setelah itu, sampai dengan selesai salat," katanya.
Pramono menjelaskan fakta yang sesungguhnya ada dua peristiwa, satu salat duhur yang imamnya adalah imam besar Afghanistan, sementara peristiwa yang lain adalah salat jamak ashar yang imamnya adalah Presiden Jokowi.
"Ini tidak ada hubungannya dengan urusan pencitraan, enggak ada. Presiden terus terang, saya termasuk yang sering mengikuti, di manapun kalau bisa salat, beliau pasti salat, kalau bisa dijamak biasanya untuk ashar karena enggak mungkin. Karena memang pada waktu itu sudah tidak mungkin untuk menunggu salat ashar sehingga dijamaklah oleh beliau," katanya.