Kabar24.com, JAKARTA — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan masih menunggu momentum politik yang ideal untuk mendeklarasikan Joko Widodo sebagai calon presiden.
Ketua DPP PDIP bidang Perekonomian Hendrawan Supratikno mengingatkan bahwa kewenangan pencalonan presiden berada di tangan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Dia percaya bosnya memiliki perhitungan waktu, tahapan, dan momentum politik yang tepat untuk mengumumkan pencalonan.
“Jadi enggak usah diburu-buru atau terburu-buru. Segala sesuatu akan indah pada waktunya,” katanya ketika dikonfirmasi Bisnis.com, Kamis (25/1/2018).
Berdasarkan temuan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada 7-14 Januari 2018, PDIP bertenger sebagai partai terbesar dengan elektabilitas 22,2%. Namun, suara pemilih PDIP merosot dari Agustus 2017 kala tingkat keterpilihannya mencapai 28,1%.
Menurut kajian LSI, penurunan itu salah satunya disebabkan adanya migrasi suara pemilih ke Partai Golkar sejak kepemimpinan Airlangga Hartarto. Selain faktor figur dan program prorakyat, Golkar kini diasosiasikan dengan Joko Widodo karena secara resmi telah mendeklarasikan petahana sebagai calon presiden.
Namun, Hendrawan mengatakan PDIP tidak mau dipengaruhi oleh survei untuk menentukan waktu pencalonan presiden. Alih-alih menanggapi survei yang banyak berseliweran, partai tersebut tetap fokus menjaga visi dan komitmen kerakyatan. “Soal ini tidak boleh oleng.”
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti berspekulasi bahwa ketidakpastian pencalonan Jokowi menjadi salah satu faktor pemicu kemerosotan suara PDIP. Padahal, PDIP merupakan partai pengusung mantan Gubernur DKI Jakarta itu tetapi sekarang malah didahului sejumlah partai lain.
“Menurut saya kalau memungkinkan segera [dideklarasikan pencapresan Jokowi],” katanya kepada Bisnis.com, Rabu (24/1/2018).
Ray juga mewanti-wanti PDIP agar menjadikan hasil survei sebagai peringatan dini agar senantiasa berbenah. Apalagi, partai lain pasti berlomba-lomba untuk meraih simpati publik menjelang Pemilihan Umum 2019.