Kabar24.com, SEMARANG - Para duta besar dari Uni Eropa melakukan kunjungan selama dua hari di Kota Semarang, guna melihat dan mendorong berbagai potensi kerja sama yang bisa dilakukan dan optimalkan.
Kunjungan para diplomat negara Uni Eropa kali ini dipimpin oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend yang diterima oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Balai Kota Semarang.
Sementara itu kunjungan para diplomat berasal dari 12 negara anggota Uni Eropa, antara lain Duta Besar Austria Helene Steinhausl, Duta Besar Belgia Patrick Herman, Duta Besar Kroasia Drazen Margeta.
Duta Besar Denmark Rasmus Abildgaard Kristensen, Duta Besar Jerman Michael Freiherr von Ungern-Sternberg, Duta Besar Yunani Georgios Dogoritis, Duta Besar Irlandia Kyle O'Sullivan, dan Duta Besar Italia Vittorio Sandalli.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend mengatakan, kunjungan kali ini adalah bukti ketertarikan para perwakilan negara Uni Eropa terhadap Kota Semarang yang merupakan salah satu kota penting di Indonesia.
"Pembahasan kerja sama, kata dia, dilakukan terkait pembangunan kota berkelanjutan yang didasari tiga pilar, yakni pengelolaan sampah, lapangan kerja dari perusahaan Eropa di Semarang," ujarnya Pada Rabu (24/1/2018).
Baca Juga
Dengan banyaknya warga Eropa yang tinggal di perkotan, negara-negara di Eropa juga memiliki tantangan dalam pengelolaan perkotaan, sebagaimana dihadapi Semarang sehingga bisa berbagi pengalaman.
First Secretary of Embbassy of Netherland Sarah Spronk yang ikut dalam kunjungan mengaku seperti pulang ke rumah sendiri, kala mengunjungi Kota Semarang yang juga memiliki banyak bangunan bersejarah peninggalan Belanda.
Dia mengaku senang melihat banyak kemajuan yang terjadi di Semarang, terutama inisiatifnya menuju kota yang lebih berkelanjutan bekerja sama dengan Belanda dalam pengelolaan air dan pencegahan banjir.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi sangat mengapresiasi kunjungan para duta besar dari Uni Eropa, untuk membahas potensi kerja sama yang sudah dan bisa digarap untuk pengembangan Kota Semarang.
"Kami sudah bekerja sama juga dengan Belanda, misalnya untuk Polder Banger. Hari ini, kami juga berdiskusi tentang penataan kawasan Kota Lama Semarang. Bisa juga dilakukan pertukaran peneliti di universitas," katanya.
Hendi menuturkan, belum cukup puas dengan berbagai kemajuan yang sudah dicapai, sebab masih cukup banyak tertinggalan dibandingkan kota-kota besar lainnya.
"Kami belum puas dengan ketertinggalan ini. Yang belum digarap maksimal, pariwisata. Itu mendesak. Yang lainnya banyak, seperti aplikasi 'smart city' di bidang teknologi, dan penanganan banjir," pungkasnya.