Kabar24.com, JAKARTA — Asosiasi Masjid Kampus Indonesis atau AMKI gencar menangkal paham radikalisme agar tidak masuk ke lingkungan perguruan tinggi.
Ditemui selepas bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia, Ketua Umum AMKI Hermawan Kresno Dipojono mengakui jika ada satu atau dua kasus radikalisme yang datangnya dari kampus.
Dia mengatakan, dalam pertemuan tersebut salah satu yang dibahas adalah isu radikalisme.
“Kami tidak ingin ada semacam persepsi masjid kamus menjadi tempat berkembangnya radikalisme,” katanya, Senin (22/1/2018).
Terkait dengan hal itu, pihaknya pun menggandeng berbagai institusi untuk bekerjasama menangkal masalah tersebut seperti ormas Islam, Kementerian Agama hingga Kementerian Riset dan teknologi.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Dewan Penasihat AMKI Soelaeman mengatakan pengurus masjid kampus bisa diandalkan untuk menangkal radikalisme.
Dia menegaskan, penangkalan radikalisme di masjid kampus pun menjadi program kerja yang utama.
“Kami membangun jaringan masjid kampus se-Indonesia. Kami menerbitkan buku panduan khutbah Jumat sehingga ada keseragaman di antara masjid yang ada. Dan dalam waktu rutin 6 bulan pengurus wilayah bertemu dan setahun sekali rakernas. Di situ kami konsolidasi, para pengurus masjid kampus termasuk yang bisa diandalkan menahan radikalisme ini dan ini salah satu program yang utama,” ujarnya.