Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu mengantisipasi cuaca mendung dan hujan yang hampir setiap hari terjadi di Ibu Kota dan daerah sekitarnya sebagai salah satu pertanda datangnya musim hujan.
Ubaidillah, Ketua Dewan Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) DKI Jakarta, mengatakan situasi alam tersebut menjadi pertanda bahwa musim hujan masih berpotensi akan terjadi pada Januari-Februari 2018 yang harus diantisipasi.
“Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh Pemprov DKI dan warga Jakarta selain antisipasi terhadap banjir,” katanya menjawab Bisnis.com, Rabu (17/1/2018).
Menurutnya, beberapa hal yang harus diperhatikan itu antara lain mengatur (rekayasa) lalu lintas pada titik-titik yang rawan macet, termasuk penyempitan jalan efek pembangunan konstruksi jalan (underpass, flyover, LRT, dan MRT).
Selanjutnya memantau, merapihkan atau memangkas batang pohon-pohon yang rawan patah dan tumbang, termasuk yang menutupi marka atau tanda rambu jalan serta mencari papan reklame atau billboard yang rawan tumbang.
Selain itu juga perlu dilihat kondisi seluruh pusat instalasi listrik yang rawan setrum di jalan dan di pemukiman, serta memastikan tidak ada jalan berlubang yang dapat membahayakan pengendara atau mengancam pejalan kali terperosok.
“Sosialisasi dan edukasi ke masyarakat agar berhati-hati dan waspada saat hujan atau banjir di rumah atau saat diluar rumah,” ujarnya.
Ubaidillah menjelaskan untuk mengantisipasi terjadinya banjir dan dampak musim hujan yang lainnya, Pemprov DKI Jakarta perlu segera melakukan apel siaga sebagai bentuk tanggap bencana.
“Apel siaga untuk memastikan kesiapan seluruh personil dan petugas terkait, baik Satuan Polisi Pamong Praja, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, serta semua dinas dan instansi terkait di lingkungan Pemprov DKI,” katanya,.
Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta dalam upaya siaga tanggap bencana musim hujan itu juga perlu berkoordinasi secara khusus dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (Polri) serta instansi yang terkait.
Dia menjelaskan secara teknis yang harus dikuatkan oleh pihak Pemprov DKI Jakarta adalah petugas pintu air dan operator pompa-pompa, serta tim oranye dan biru yang memastikan tidak ada sampah di saluran air atau drainase.
“Dan yang tidak kalah penting adalah memantau dan memperbaiki seluruh tanggul yang rawan jebol, baik tanggul yang ada di pesisir pantai, sungai maupun dan waduk/situ,” ujarnya.