Koster-Cok untuk Wong Cilik
Meski kalah satu kursi dukungan partai di DPRD Bali dari pasangan Mantra-Kerta, pasangan I Wayan Koster-Cokorda Artha Ardhana Sukawati (Koster-Cok) dengan 27 kursi di DPRD didukung oleh PDIP.
Partai “wong cilik” tersebut secara tradisonal selalu menjadi pilihan terbanyak masyarakat Bali setelah era reformasi.
Tak hanya itu, paslon ini juga didukung oleh PAN yang mempunyai basis massa Islam meski tidak signifikan, selain PKPI yang sama-sama punya satu kursi. Paslon ini pun tak kalah pasang target dengan mematok angka 70%.
Koster memiliki latar belakang legislator senior PDIP. Sosoknya cukup akrab di Senayan sebab sejak 2009, Wayan sudah menjadi Anggota DPR dan bertugas di Komisi X.
Apalagi bidang yang bidangi oleh Komisi X sangat terkait dengan Bali seperti kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Sementara pendampingnya, Cokorda Artha Ardhana Sukawati punya rekam jejak sebagai Bupati Gianyar periode 2008-2013.
Sebelum terjun ke dunia politik, Cokorda juga aktif di bidang akademik sebagai dosen, pelakon seni dan praktisi pariwisata. Hanya saja kalau korupsi menjadi salah satu isu yang dhembuskan saat kampanye, pasangan ini bisa menjadi bidikan pihak lawan. Apalagi, nama Wayan sempat dikaitkan pada kasus korupsi prasarana olah raga bukit Hambalang.
Kasus itu membuatnya beberapa kali harus datang ke KPK lantaran diperiksa sebagai saksi, sehingga mendapat liputan media secara luas hingga ke Bali. Repotnya, dari sisi persepsi, masyarakat kadang-kadang tidak bisa membedakan status sesorang sebagai saksi, tersangka maupun terpidana.