Bisnis.com, JAKARTA-Program Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) yang digagas dan dilaksanakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menarik perhatian pemerintah Nepal.
Delegasi Nepal mendatangi kantor Kemendes PDTT, Senin ini (15/1/2018), untuk memulai melakukan studi banding yang terkait dengan program pemberdayaan masyarakat GSC yang berhubungan dengan intervensi gizi dan kesehatan.
Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT, Anwar Sanusi, menyambut baik kegiatan studi banding delegasi Nepal itu dengan harapan dapat saling memperkaya pengetahuan terkait intervensi kesehatan dan gizi yang sudah dilaksanakan.
“Saya bangga delegasi Nepal menjadikan Indonesia dan khususnya Kemendes PDTT sebagai lokasi studi banding,” katanya dalam situs resmi Kemendes PDTT, Senin (15/1/2018).
Menurutnya, GSC merupakan program pemerintah Indonesia di bawah tanggung jawab Kemendes PDTT dengan lembaga donor, untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan bagi warga kurang mampu.
Program GSC pada 2018 , lanjutnya, akan dilaksanakan di 11 provinsi, 66 kabupaten, 499 kecamatan, dan 5.789 desa. Provinsi itu Gorontalo, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalteng.
Rencananya, delegasi Nepal selama studi banding di Indonesia pada 15-19 Januari 2018, akan mengunjungi lokasi GSC di Kalimantan Tengah yakni di Desa Hiyang Bana, Kecamatan Tasik Payawan, Kabupaten Katingan dan Desa Garantung, Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau.
Sementara itu Ketua Delegasi Nepal, Jagadish Regmi, mengatakan alasan memilih GSC karena dinilai berhasil dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat yang berhubungan dengan intervensi kesehatan dan gizi yang berdampak signifikan pada perbaikan indikator kesehatan.