Kabar24.com, JAKARTA — Sejumlah aktivis antikorupsi mengkritik keputusan Partai Golkar menunjuk Bambang Soesatyo sebagai ketua Dewan Perwakilan Rakyat pengganti Setya Novanto.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti meragukan komitmen Bambang Soesatyo atau Bamsoet dalam isu pemberantasan korupsi.
Dia mencontohkan Ketua Komisi III DPR tersebut menjadi motor pembentukan Panitia Khusus Hak Angket tentang Komisi Pemberantasan Korupsi dan menjadi anggotanya.
“Kami menolak bukan karena Saudara Bambang tak bersih, tapi karena dengan Golkar mendorong pansus justru memperlemah KPK,” ujarnya dalam acara diskusi di Jakarta, Senin (15/1/2018).
Ray mengharapkan Golkar dapat memilih sosok ketua DPR yang tidak kontroversial. Jangan sampai, tambah dia, upaya Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto membersihkan Partai Beringin menjadi kontraproduktif karena polemik di era Setya Novanto berpotensi terulang.
“Mudah-mudahan dalam hitungan jam atau hari, kritikan kami ini bisa didengar oleh Golkar,” kata Ray.
Sementara itu, Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampow mencemaskan status Bamsoet sebagai saksi dalam sejumlah kasus korupsi yang tengah digarap KPK. Bukan mustahil, bila kelak ditetapkan sebagai ketua DPR, Bamsoet malah rutin menghadapi panggilan lembaga antirasuah tersebut.
Jeirry pun mengusulkan agar Golkar memilih kader lain sebagai pemimpin parlemen. Bila tidak, dia memprediksi suara partai tertua di Indonesia tersebut bakal terseok dalam Pemilihan Umum 2019.
“Dari pemilu ke pemilu kan suara Golkar turun. Penunjukan Bamsoet tidak strategis bagi Golkar,” ujarnya.