Bisnis.com, DENPASAR - Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Bali Ida Bagus Made Parwata mengatakan sebanyak 58 investor tertarik menanamkan modal pada proyek pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung dari sampah menjadi energi listrik.
"Banyak sekali yang minta baik dalam maupun luar negeri, ada yang dari Arab, Cina, Taiwan, Jepang, Denmark hingga Jerman," ungkapnya kepada Bisnis, belum lama ini.
Hanya saja, pemerintah belum juga memfinalkan investor mana yang dipilih lantaran sebagian besar meminta tipping fee atau bayaran untuk membuang sampah. Sementara itu, keuntungan yang didapat investor akan kecil jika hanya mengandalkan hasil penjualan listrik ke PT PLN (Persero).
"Kalau ada yang tanpa tipping fee pasti difinalkan," terang Made.
Dia mengakui pemerintah daerah tidak akan sanggup untuk membayar tipping fee.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika pun sempat menawarkan alternatif lain yakni tidak mengubah sampah menjadi energi, tapi produk lain seperti batako. Untuk mengurangi subsidi listrik di Bali, salah satunya bisa dilakukan dengan mengubah energi panas menjadi energi listrik.
"Jadi enggak perlu cari bahan baku lagi, seperti misalnya Kantor Pemprov Bali yang menggunakan tenaga matahari menjadi listrik dapat hemat biaya listrik hingga Rp30 juta per bulan," lanjut Made.
Menurutnya, kemungkinan rencana pengelolaan TPA Suwung dengan mengubah sampah menjadi energi listrik tidak akan terealisasi sebelum gelaran IMF-World Bank Annual Meeting pada Oktober 2018. Saat ini, pengelolaan sampah di TPA Suwung sedang dikerjakan melalui sanitary landfill management.