Panglima Ikut Bertarung
Jauh hari sebelum Djarot masuk dalam pertarungan Pilgub Sumatera Utara 2018, nama Letjen Edy Ramayadi sudah lebih dulu populer di wilayah tersebut.
Tidak sulit bagi Edy untuk memperkenalkan namanya pada masyarakat Sumut. Dia pernah jadi Pangdam Bukit Barisan, Pangkostrad sekaligus Ketua Umum PSSI yang tidak hanya dikenal oleh masyakarat Sumut, tetapi seluruh masyarakat Indonesia.
Sedangkan sang pendamping Musa Rizhekhan (ijek) berlatar keluarga sukses. Ijek merupakan keturunan Arab kelahiran 1968.
Keunggulan lainnya dari pasangan ini tentunya di basis politik enam parpol pendukung, yakni Gerindra 13 kursi, PKS 9 kursi, PAN 6 kursi serta tambahan dari Nasdem 5 kursi dan Golkar 17 kursi sehingga menguasai 50 kursi di DPRD.
Hanya saja banyaknya partai pendukung tidak menjamin kemenangan bagi Edy. Pasalnya, tidak mudah menyatukan langkah pemenangan mengingat suara dari kalangan pemilih Islam terpecah. Penyebabnya karena PPP berada di sisi yang berseberangan dengan PKS, PAN dan PKB.
Kondisi itulah yang membedakannya dengan pasangan Djarot-Sihar yang memiliki basis nomuslim yang jumlahnya lebih dari 33%. Secara tradisional kekuatan ini menjadi basis pemilih PDIP.