Bisnis.com, PADANG—Anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yaitu PT Mitra Kerinci menargetkan produksi teh kering oleh perseroan meningkat hingga 15% tahun ini, guna memenuhi kebutuhan pasar.
Yosdian Adi Pramono, Direktur Mitra Kerinci menyebutkan produksi teh dari kebun Liki di Solok Selatan, Sumatra Barat mencapai 18.000 ton daun teh segar sepanjang 2017 atau setelah diolah menghasilkan 5.000 ton teh untuk kebutuhan dalam dan luar negeri.
“Target kami tahun ini produksi bisa naik 15%, untuk memenuhi kebutuhan pasar. Tahun lalu pencapaian produksi 105% dari rencana perusahaan,” katanya akhir pekan lalu.
Produksi teh itu, imbuhnya, berasal dari lahan efektif yang ditanami teh seluas 1.081 hektare dan total lahan Mitra Kerinci mencapai luas 2.025 hektare.
Dia mengklaim produktivitas lahan perseroan mencapai 3,9 ton teh kering per hektare per tahun, jauh di atas rata-rata produktivitas perkebunan teh secara nasional yang hanya 1,6 ton per hektare per tahun.
Adapun, produksi teh Mitra Kerinci sekitar 80% adalah untuk jenis green tea atau teh hijau. Sisanya, white tea, black tea, dan red tea, dengan pemasaran utama untuk kebutuhan ekspor.
Yosdian mengatakan negara – negara tujuan ekspor Mitra Kerinci antara lain Hong Kong, Taiwan, dan sejumlah negara di Asia dan Eropa.
“Sejak 2016 kami sudah mulai lakukan ekspor ke Eropa, ke Perancis. Dengan begitu, akan memudahkan pemasaran di negara-negara Eropa,” katanya.
Sementara itu, untuk lahan yang masih kosong, perseroan berencana akan melakukan infilling atau proses pengisian kembali lahan-lahan yang masih kosong secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan.
Selain teh, perseroan juga menanam tanaman lain yang dinilai berpotensi meningkatkan pendapatan perseroan, di antaranya kacang macadamia, stevia, dan bawang putih.
Direktur Utama PT RNI, B. Didik Prasetyo menyebutkan untuk meningkatkan kapasitas pabrik, perseroan juga berencana membeli teh dari kebun milik perusahaan lainnya, sehingga kapasitas produksi terpenuhi.
“Selain peningkatan dari kebun sendiri, nanti Mitra Kerinci juga datangkan teh segar dari kebun lainnya,” jelas Didik.
Kebun lain yang dimaksud adalah perusahaan teh yang dimiliki oleh BUMN lainnya, dan dibeli untuk diproses di pabrik milik kelompok RNI. Untuk Mitra Kerinci, kemungkinan bahan baku daun teh segar akan didatangkan dari kebun terdekat, yakni milik PTPN VI di Kabupaten Solok.
Didik berharap, tahun ini, Mitra Kerinci mampu meningkatkan kinerja, terutama mengejar laba yang lebih besar.