Bisnis.com, DUBAI - Komite Perlindungan Wartawan (CPJ) meminta Arab Saudi untuk membebaskan seorang wartawan lokal yang dilaporkan ditangkap minggu ini setelah mengkritik pemerintah.
Aktivis dan media Saudi melaporkan Saleh al-Shehi, seorang kolumnis untuk harian berbahasa Arab al-Watan, ditahan pada Rabu (3/1) karena berbagai artikel dan penampilan di televisi, termasuk saat dia menuduh istana korupsi dalam mendistribusikan tanah.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang telah meluncurkan reformasi selama dua tahun terakhir untuk mendorong keragaman ekonomi dan keterbukaan budaya, memerintahkan penangkapan lebih dari 200 orang, termasuk pangeran, menteri dan milyarder, tahun lalu.
Dia mengatakan mereka mengejar korupsi, tetapi para kritikus melihat langkah tersebut sebagai konsolidasi kekuasaan.
Perlawanan terhadap agenda ekonominya dan kebijakan luar negerinya yang tegas telah diperlakukan dengan kasar, menurut pemantau kebebasan sipil, yang mengatakan kebebasan berekspresi semakin terkendala.
Baca Juga
"Meskipun ada janji reformasi dan moderasi dari kepemimpinan Arab Saudi yang baru muncul, jelas penangkapan Saleh al-Shehi, seperti biasa, penindasan berlanjut," kata Sherif Mansour, koordinator program Timur Tengah dan Afrika Utara, dalam sebuah pernyataan pada Jumat (5/1/2018).
"Pihak berwenang Saudi harus segera membebaskan al-Shehi, dan para pemimpin Saudi harus memastikan bahwa pers dapat dengan bebas melaporkan semua masalah kepentingan publik."
Pusat Komunikasi Internasional pemerintah tidak segera menanggapi permintaan komentar. Reuters tidak dapat secara independen mengkonfirmasi bahwa Shehi telah ditangkap.
Memuji Dipecat
Kondisi sebaliknya pernah terjadi. Salman bin Abdulaziz, Raja Arab Saudi, seperti dikutip dari Independent, justru memerintahkan kolumnis di surat kabar al-Jazirah, Ramadan al-Anzi dipecat.
Lantaran, pujian Ramadan al-Anzi dalam kolomnya dinilai berlebihan hingga menyamakannya dengan Tuhan. Pujian itu bukan kali pertama, tetapi sejak Salman bin Abdulaziz naik takhta pada 2015. Pujian Ramadan dinilai terlalu jauh.
Meskipun kemudian, surat kabar al-Jazirah telah menerbitkan permintaan maafnya pada Sabtu waktu setempat.