Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Tahun Politik 2018, Golkar Terapkan Prinsip 3 New

Ibarat sebuah ruang yang kotor dan harus dibersihkan, Partai Golkar yang dianggap telah kotor pada 2017 mulai melakukan perubahan untuk pembersihan pada tahun ini.
Diskusi refleksi tahun 2017 dalam menghadapi tahun politik 2018 yang diadakan oleh Perhimpunan Masyarakat Madani (PRIMA), Sabtu (6/1/2018)/ Eva Rianti
Diskusi refleksi tahun 2017 dalam menghadapi tahun politik 2018 yang diadakan oleh Perhimpunan Masyarakat Madani (PRIMA), Sabtu (6/1/2018)/ Eva Rianti

Kabar24.com, JAKARTA -- Ibarat sebuah ruang yang kotor dan harus dibersihkan, Partai Golkar yang dianggap "telah kotor" pada 2017 mulai melakukan perubahan untuk pembersihan pada tahun ini. 

Happy Boni Zulkarnain, DPP Partai Golkar mengatakan, menghadapi tahun politik di 2018, Partai Golkar menerapkan perubahan baru yang terangkum dalam prinsip "3 New" paska menghadapi tahun yang suram (2017) lalu.
 
"Ini tahun (2017) yang suram. Tahun penangkapan. Banyak pejabat legislatif maupun eksekutif yang ditangkap, bahkan pimpinan partai kami. Kami akan melakukan perubahan di 2018, " tuturnya dalam diskusi publik bertajuk "refleksi tahun 2017 dalam menghadapi tahun politik 2018" yang diadakan oleh Perhimpunan Masyarakat Madani (PRIMA), Sabtu (6/1/2018). 
 
Prinsip 3 New itu meliputi 3 langkah perubahan pada politisi partai. Pertama, "New Branding". 
 
Happy mengakui bahwa Partai Golkar memiliki beban moral yang tinggi secara politis untuk memperbaiki segala cacat di 2017. 
 
"Golkar harus berubah. Partai golkar itu setting politik Indonesia. Kalau partainya kotor, maka yang lain juga akan kotor," katanya. 
 
Kedua, "New Performance". Paska melakukan branding baru, Golkar akan bergerak dan menampilkan kinerja baru yang lebih bersih dengan meninggalkan politik kekanak-kanakan menjadi politik yang dewasa. 
 
Adapun yang ketiga, "New Engine". Dengan mesin yang baru, menurutnya bisa bergerak dengan lebih baik menuju Golkar yang bersih dan Golkar yang bangkit.
 
DPP PKS suhud yang juga hadir dalam acara tersebut menuturkan, tahun 2017 adalah tahun ujian bagi demokrasi Indonesia. Pada 2018 diharapkan ada optimisme perubahan yang serius. 
 
"Apabila pada 2018 tidak harmonis, maka berpotensi menjadi sentimen dan memicu konflik yang sama dengan konflik pada 2017," tutur Suhud

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper