Kabar24.com, SURABAYA – Tingkat kunjungan wisatwan mancanegara (wisman) ke Jawa Timur sepanjang Januari-November 2017 tumbuh hingga 8,95% dibandingkan periode yang sama tahun lalu salah satunya terdongkrak oleh peristiwa erupsi Gunung Agung Bali.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Teguh Pramono mengatakan sepanjang tahun lalu Jatim mampu mengalami pertumbuhan yang cukup bagus karena didorong oleh peningkatan jumlah kunjungan pada November 2017 yakni mampu mencapai 22,41% dibandingkan kunjungan wisman pada Oktober 2017.
“Pertumbuhan pada November ini sangat bagus bisa jadi karena dampak meletusnya Gunung Agung. Jadi banyak wisman yang mau ke Bali akhrinya mengalihkan tujuannya ke Jatim, atau mereka hanya turun di Bandara Juanda lalu melanjutkan ke Bali lewat darat dan laut,” jelasnya, Rabu (3/1/2018).
Adapun BPS Jatim mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang Januari-November 2017 mencapai 216.989 orang atau naik 8,95% (yoy) yang hanya 199.155 orang. Sedangkan kunjungan pada November saja mencapai 23.607 orang atau tumbuh 22,41% dari Oktober yakni hanya 19.285 orang.
Dari kedatangan wisman dan wisatwan domestik di Jatim pada periode tersebut tercatat, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang mencapai 64,57%., di antaranya TPK hotel bintang 4 sebesar 75,3% yang merupakan TPK tertinggi dari hotel berbintang lainnya. Lama menginap tamu asing yakni rerat 2,91 hari atau naik 0,31 poin dibandingkan bulan sebelumnya.
Teguh mengatakan selama November 2017 kebanyakan wisman yang datang melalui Bandara Juanda ini berasal dari Malaysia sebanyak 6.562 orang naik 35,63%, disusul Singapura 2.259 orang atau naik 16,14%, serta Tiongkok 2.124 orang atau naik 57,8% dibandingkan Oktober 2017.
“Namun sayangnya kami tidak bisa melacak kemana destinasi mereka saat berada di Jatim. Apakah untuk urusan berlibur, mengunjungi keluarga atau bisnis. Ini karena sudah 3-4 tahun pihak imigrasi tidak memberlakukan kartu debarkasi sehingga kami kesulitan membuat report statistik yang lengkap,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, saat ini BPS bersama dengan Kementerian Pariwisata juga tengah mengembangkan sistem GPS yang bisa melacak kedatangan wisatawan asing melalui nomor telepon selular asing yang masuk ke Indonesia.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, Widodo Suryantoro mengatakan jumlah kunjungan wisatwan asing maupun domestik ke Surabaya pada 2017 telah melampaui target yakni tembus 24 juta orang.
“Tahun-tahun sebelumnya jumlah kunjungan wisatawan ke Surabaya ini hanya sekitar 17-19 juta orang,” katanya.
Menurutnya, Surabaya mampu menggenjot kedatangan wisatawan karena banyak melakukan promosi pariwisata melalui gelaran-gelaran acara dan pengembangan destinasi-destibansi menarik lainnya seperti Jembatan Kenjeran, hingga taman-taman kota.
“Pemkot juga sering mengadakan acara seperti Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan yang mampu menyedot animo masyarakat. Terlebih kita selalu menghadirkan para pelaku usaha mikro kecil yang bisa menjajakan produk-produk olahannya kepada wisatawan,” ujarnya.