Kabar24.com, SURABAYA – Pelaku bisnis pusat perbelanjaan di Jawa Timur memprediksi penjualan ritel psepanjang tahun ini terkoreksi sekitar 5% dibandingkan capaian tahun lalu.
Proyeksi ini membaik setelah pertengahan 2017 lalu pebisnis sempat memperkirakan kinerja penjualan ritel Jatim bakal anjlok 20%.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jawa Timur, April Wahyu Widati mengungkapkan pelaku sektor ritel memang sempat pesimistis saat momentum pasa dan Lebaran tidak mengerek penjualan secara signifikan.
“Penjualan agak meningkat itu karena ada momentum lain seperti saat anak masuk sekolah dan menjelang Natal dan tahun baru. Selain itu, masyarakat jatim belum begitu banyak yang memilih untuk berbelanja online, tidak seperti masyarakat di jakarta,” ujar April di Surabaya, Rabu (27/12).
April menjelaskan sejauh ini pebisnis ritel Jatim masih optimistis kondisi penjualan pada 2018 akan lebih membaik dibandingkan tahun ini. Pasalnya, pelaku ritel memang membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan pergeseran pola konsumsi masyarakat.
Dia menjelaskan saat ini masyarakat bukan mengalami perlemahan daya beli, namun menggeser konsumsinya untuk belanja yang bersifat leisure dan experience-based. Untuk itu, selain peritel, produsen makanan dan minuman (mamin) juga tengah melakukan berbagai upaya adaptasi.
Baca Juga
“Makanya sekarang kita sering meilhat produsen mamin itu melakukan resize pada produk-produknya. Misalnya ukurannya yang dibuat lebih kecil, atau didesain tertentu sehingga harganya juga lebih kompetitif,” jelas April.
Kendati demikian, dia tidak menampik bahwa saat ini banyak masyarakat yang beralih untuk berbelanja melalui e-commerce karena banyaknya promosi yang ditawarkan, tanpa perlu beranjak ke pusat perbelanjaan.