Kabar24..com, DENPASAR—Pengembangan Pelabuhan Benoa sebagai Tourism Port diharapkan dapat segera dipercepat karena kebijakan strategis sebagai alternatif pintu masuk ke Bali.
Selain itu, koordinasi yang baik dengan pengelola Ferry maupun otoritas pelabuhan penyeberangan Gilimanuk serta otoritas terkait di Kabupaten Banyuwangi juga perlu terus menjadi perhatian.
Kepala Kantor Bank Indonesia Bali Causa Iman Karana mengatakan perekonomian Bali ke depan masih menghadapi berbagai tantangan. Berdasarkan perkembangan industri pariwisata terakhir, besarnya ketergantungan terhadap kedatangan wisatawan ke Bali melalui jalur udara menjadi salah satu tantangan yang dihadapi Bali.
“Hal ini terutama bila terjadi bencana alam yang mengakibatkan tutupnya operasional Bandara seperti 2015 dan 2017,” jelasnya, Kamis (14/12/2017).
Menurutnya, perekonomian Bali pada tahun depan menghadapi berbagai rintangan. Dia mencontohkan peningkatan aktivitas vulkanis Gunung Agung sejak periode akhir triwulan III 2017, telah memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja ekonomi Bali. Hal itu disebabkan ditutupnya operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai sejak tanggal 27-29 November 2017.
Pintu kedatangan Ngurah Rai merupakan pemasok hingga 97% dari total kunjungan wisman yang ditargetkan pada tahun ini sebanyak 5,5 juta orang ke Bali.
Baca Juga
Penutupan itu menyebabkan potensi pendapatan industri pariwisata yang hilang mencapai Rp193 miliar akibat pembatalan kedatangan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara yang akan berkunjung ke Bali pada periode tersebut.
Tidak saja soal wisman yang melalui Ngurah Rai akan tertahan, kinerja ekspor impor juga akan ikut terdampak, karena banyak yang menggunakan pintu bandara untuk pengiriman. Causa menuturkan pada tahun ini pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun ini diprediksi berada kisaran 5,7% - 6,1% (yoy).
Sementara itu, untuk 2018 pertumbuhan ekonomi Bali diperkirakan mengalami peningkatan pada rentang 6,00% - 6,40% (yoy) dengan industri pariwisata masih menjadi sumber pertumbuhan utama.
Persiapan dan rencana pelaksanaan Sidang Tahunan IMF-World Bank pada bulan Oktober 2018, pelaksanaan Pilkada serentak pada bulan Juni 2018, serta pengerjaan beberapa proyek infrastruktur pemerintah maupun swasta dapat mendukung pertumbuhan ekonomi tersebut.
Meskipun demikian, BI Bali memproyeksikan pertumbuhan ekonomi asih terdapat potensi akan menyesuaikan mengiuti perkembangan kondisi Gunung Agung.
Oleh karena itu, diperlukan strategi komunikasi yang tepat untuk menyampaikan pemahaman tentang status Gunung Agung dan langkah-langkah yang telah disiapkan untuk mengantisipasi peningkatan akitivitas Vulkanis Gunung Agung.
Sementara itu, menanggapi ancaman penutupan bandara Ngurah Rai jika Gunung Agung erupsi, ITDC mulai menerapkan strategi menggenjot turis domestik. Managing Director ITDC Wayan Karioka mengatakan orientasi salah satu BUMN ini pada tahun depan adalah meningkatkan porsi turis domestik menjadi 30% dari total turis yang datang ke BTDC Nusa Dua.
“Oritentasi sekarang sih masih 85% wisman dan 15% domestik. Makanya kami juga akan undang BUMN untuk sinergi mendatangkan domestik ke sini,” jelasnya.