Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menakar Pertarungan Cagub Di Pilkada Jateng 2018, Ini Analisa LSI Denny JA

Direktur Eksekutif Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Toto Izul Fatah memproyeksikan apabila Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak mencalonkan diri di pemilu kepala daerah di provinsi tersebut untuk kedua kalinya, maka akan menghasilkan pertarungan sengit antara empat bakal calon
Budi Waseso/Antara
Budi Waseso/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Eksekutif Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA  Toto Izul Fatah memproyeksikan apabila Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak mencalonkan diri di pemilu kepala daerah di provinsi tersebut untuk kedua kalinya,  akan menghasilkan pertarungan sengit antara empat bakal calon.

"Setidaknya empat calon potensial yang sudah mulai rajin bergerilya, mereka adalah Ferry Juliantono dari Gerindra, Budi Waseso yang akhir-akhir mulai terdengar akan diusung PDIP, Sudirman Said dari Gerindra dan Marwan Jafar dari PKB," kata Toto dalam siaran pers, Kamis (7/12/2017).

Berdasarkan hasil survei baru LSI Denny JA, dari empat calon tersebut yang paling tinggi elektabilitasnya yaitu Budi dan Ferry.

"Dalam simulasi head to head Budi dipepet tipis oleh Ferry, selisih 1% saja. Budi 12% dan Ferry 11%. Secara statistik, posisi elektabilitas yang tipis dalam margin of error seperti itu cukup sulit untuk bisa disebut siapa pemenang atau siapa yang lebih unggul," ujarnya.

Adapun kandidat lainnya, Sudirman Said dan Marwan Jafar sebenarnya punya potensi yang sama untuk menyusul. Terlebih, jika merujuk pada tingkat pengenalan keempat calon tersebut yang masih rendah.

Itu artinya, baik Budi, Ferry, Marwan dan Sudirman sama-sama masih menyimpan modal yang bisa didongkrak agar lebih dikenal.

"Budi misalnya, baru dikenal tak lebih dari 27% saja. Baik Budi maupun Ferry sama-sama memiliki tingkat kepuasaan yang cukup tinggi, khususnya Ferry 70%. Terburuk dan berbahaya itu, jika tingkat pengenalannya tinggi misalnya 90%, tapi kesukaan masyarakat rendah," tuturnya.

Menurut dia, jika demikian biasanya kecil kemungkinan untuk terpilih. Oleh karena itu, lebih baik calon dengan tingkat pengenalan rendah, tapi kesukaan masyarakat tinggi, misalnya mencapai 70% ke atas.

Calon yang seperti itu, kata dia, biasa disebut “barang bagus” tapi belum pernah dipasarkan dengan baik. Itulah yang terjadi dengan Budi dan Ferry.

Jika Budi dan Ferry bisa menaikkan pengenalannya hingga 70% dalam satu atau dua bulan kedepan,  keduanya diperkirakan memiliki potensi menembus angka elektabilitas 25% sampai 30%.

Apalagi, jika pengenalannya tembus di angka 90%, bisa jadi elektabilitas keduanya naik sekitar 40% ke atas. Di sisi lain, berbeda dengan Ganjar Pranowo yang sudah aman dan nyaris berbanding lurus antara tingkat pengenalannya yaitu 95% dengan tingkat kesukaannya 90%.

Wajar jika elektabilitasnya sudah diatas 50% dalam berbagai simulasi. Menurutnya pekerjaan rumah besar buat kandidat lainnya jika Ganjar kembali mencalonkan diri. Kandidat lainnya, selain harus mendongkrak pengenalan dan kesukaan, juga harus membangun citra personal sesuai dengan yang diinginkan mayoritas publik Jawa Tengah.

"Yaitu, sikap dan keperibadian yang ramah, santun, jujur dan merakyat hingga 90%, bebas dari korupsi 93%, sanggup menyelesaikan masalah 90%," ujarnya.

Menurutnya, apabila image itu mampu dilasosiasikan dengan dua figur yang bertarung tersebut, antara Budi dan Ferry maka potensi kesukaan kedua tokoh itu diprediksi akan semakin naik dan tentu saja berefek secara elektoral terhadap keterpilihan calon tersebut.

“PR besar tersebut, sekali lagi akan lebih ringan, jika Ganjar benar-benar tidak jadi maju atau tak jadi diusung PDIP," kata Toto.

Dugaan Ganjar tidak dicalonkan oleh PDIP belakangan terdengar mulai menguat karena berbagai pertimbangan. Salah satunya, Ganjar diduga terkait kasus korupsi KTP berbasis elektronik yang sedang ditangani KPK. Dugaan semakin menguat setelah Ketua DPR yang juga Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto ditetapkan sebagai tersangka.

"Ada kekhawatiran PDIP jika Ganjar yang diusung, lalu di tengah perjalanan menuju ujung pilkada Juni 2018  tiba-tiba ditetapkan tersangka. Sudah tentu, efek dominonya akan berimbas pada rontoknya citra PDIP," kata Toto.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper