Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Sejumlah Potensi Ancaman Negara Menurut Calon Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto

Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut beberapa potensi ancaman terhadap negara dalam konteks globalisasi.
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI di Komisi I, Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/12/2017)./ANTARA-Muhammad Adimaja
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI di Komisi I, Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/12/2017)./ANTARA-Muhammad Adimaja

Kabar24.com, JAKARTA—Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut beberapa potensi ancaman terhadap negara dalam konteks globalisasi.

Hal itu diungkapkan Hadi saat uji kelayakan dan kepatutan calon panglima TNI di hadapan Komisi I DPR RI, Rabu (6/12/2017).

Menurut Hadi, potensi konflik ke depan tidak lagi bersifat simetris namun lebih sering bersifat asimetris, proxy dan hibrida.

Dia menyeoroti beberapa potensi ancaman. Di antaranya disebabkan tatanan dunia baru. Menurutnya, hal itu timbul seiring melemahnya hegemoni negara super power sebagai akibat pengaruh kekutan-kekuatan ekonomi baru seperti China, Rusia, India, dan Brasil.

Tatanan dunia saat ini menjadi baru yaitu unimultipolar dengan implikasi pergeseran kekuasaan yang berada pada titik nadir

“Kepemimpinan negara baru super power mengubah pola komitmen terhadap keamanan global. Kondisi tersebut semakin diperumit dengan masuknya aktor-aktor non negara yang mengusung berbagai kepentingan individu maupun kelompok dalam berbagai kemasan seperti ideologi, agama, suku hingga murni motif ekonomi,” katanya.

Hal itu menimbulkan ketidakstabilan di beberapa kawasan. Dia mencontohkan seperti di Timur Tengah, koflik yang melanda Irak dan Suriah, serangan Isis di Filipina, juga krisis nuklir di Korea Utara. Dia pun menyebut, saat ini terorisme menjadi ancaman global sebagai musuh bersama yang harus diperangi.

Hadi menilai, saat ini situasi yang terjadi semakin kompleks saat arus globalisasi informasi tidak terbendung. Melalui jaringan media, kata dia, pengaruh kelompok teroris mampu secara cepat menyebar di seluruh dunia.

Hal yang tak kalah penting, menurutnya, adalah cyber warfare yang perlu pengamanan lebih.

"Keamanan siber harus menjadi pertimbangan utama dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pertahanan dan keamanan nasional," ujarnya.

Hadi juga mencermati potensi ancaman keamanan negara dari sektor laut perbatasan. Dia mencontohkan kasus pada Maret 2016, dilakukan kelompok Abu Sayyaf yang berbasis di Pulau Sulu dan Pulau Basilan, Filipina.

Selain itu, Hadi pun menyoroti illegal fishing serta penyelundupan barang, manusia, senjata dan narkoba. Menurutnya, kejahatan tersebut seringkali tidak berdiri sendiri dan terorganisasi secara internasional.

Dia menambahkan, pengaruh globalisasi yang semakin kompleks seiring perkembangan dan kemajuan teknologi, arus imigrasi manusia, sebaran informasi dan media serta pertumbuhan jaringan secara multinasional, ancaman bersifat tidak terkendali.

Oleh karenanya, ancaman-ancaman tersebut dinilainya dapat muncul kapan saja dan di mana saja.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper