Kabar24.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Philips Jusario Vermonte menilai Partai Golkar memerlukan pemimpin yang bisa mengakomodasi faksi-faksi dalam tubuh partai dan dapat menjadi jembatan dengan partai lain untuk bisa menjaga keseimbangan politik.
Saat ini Partai Golkar menghadapi tantangan kepemimpinan setelah Ketua Umum Setya Novanto terjerat kasus korupsi dan ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Ketua yang terpilih harus bisa menjadi jembatan bukan hanya internal Golkar yang sedang berkonflik, tapi juga partai lain sehingga bisa ikut menjaga keseimbangan politik,” ujarnya pada Senin (4/12/2017).
Adapun terkait elektabilitas Partai Golkar yang terus merosot akibat masalah tersebut, dia menilai langkah partai yang berkomitmen terus mendukung Presiden Joko Widodo pada pemilu presiden sudah tepat. “Karena dari survei kami mayoritas orang yang akan memilih Golkar menyatakan akan memilih Jokowi.”
Di sisi lain, menurutnya, Golkar harus segera membenahi diri, karena akan bertarung di tahun politik pada 2018 dan 2019.
Kader partai di daerah butuh sokongan dengan soliditas elit di tataran pusat. Dia menilai wacana musyawarah nasional luar biasa yang akan ditempuh sudah tepat.
Meskipun sedang didera masalah, Philips berasumsi Partai Golkar masih akan masuk lima besar partai dengan suara terbanyak, karena Partai Golkar memiliki kader-kader yang loyal dan berpengalaman hingga tataran daerah.