Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti mengatakan tidak ada alasan bagi Partai Golkar untuk mempertahankan Setya Novanto dari posisi Ketua Umum Partai Golkar walaupun yang bersangkutan melakukan upaya hukum.
“Kalau Golkar tidak serius dampaknya jangka panjang. Andai praperadilan kedua Setya Novanto dikabulkan, ini tidak cukup ngangkat nama Partai Golkar selama satu tahun setengah ke depan,” ujarnya,” Rabu (22/11/2017)
Dia menyarankan, DPP Partai Golkar harus berpikir menyelamatkan partai bukan individu. Harus pula dipisahkan masalah individual dengan organisasi. Tindakan individu Setya Novanto terkait kasus korupsi yang dihadapinya jangan seperti mendapat legitimasi dari partai.
Dia mencontohkan, nama Setya Novanto sebagai tesangka korupsi selalu dilekatkan dengan partai berlambang beringin itu. Harus ada pemisahan citra negatif Setya Novanto dengan Patai Golkar secara organisasi.
Harus pula ada kata menonaktifkan Setya Novanto dari jabatan ketua umum partai yang keluar dari DPP Partai Golkar. Golkar sebagai organisasi politik harus menyatakan kepada publik dan berkomitmen antikorupsi.
Jika Partai Golkar masih tergantung dengan Setya Novanto, tambah dia, ini ada permasalahan pelik dalam tubuh partai. Akan timbul pertanyaan besar di masyarakat, apakah Golkar sulit mencari kader yang lebih baik dan susah melakukan restrukturisasi atau tidak mau memperbaiki diri.
“Masalah elektabilitas turun itu jadi peringatan. Sekarang rata-rata 10%-12% sudah kehilangan 7%-8%. Tdk bisa dikatakan tidak terpengaruh kasus Setya Novanto. Selamatkan Partai Golkar karena ini organiisasi politik aset bangsa juga institusi public. Jangan sampai hancur karena tindakan orang per orang,” tuturnya.