Bisnis.com, JAKARTA—Pilkada serentak 2018 dinilai cenderung memiliki potensi konflik lebih besar dibandingkan dengan hajatan demokrasi yang sama sebelumnya.
Dalam sebuah diskusi bertema Potensi Konflik Pilkada Serentak Tahun 2018, Ketua KPU RI Arief Budiman mengakui jika kecenderungan konflik pada pesta demokrasi tahun depan sangat tinggi.
“Karena pertarungan 2018 itu melibatkan paling banyak hal menurut data kuantitatif,” ujarnya, di Media Centre KPU RI, Selasa (7/11/2017).
Baca Juga
Dia mencontohkan, jumlah pemilih nasional pada pemilu presiden 2014 mencapai 192 juta. Jumlah pemilih pada pemilu presiden 2019 menjadi 197 juta. Dari jumlah calon pemilih pada pemilu presiden 2019, sekitar 81% atau 158 juta di antaranya akan mengikuti pilkada serentak 2018.
Dari segi dana, pilkada serentak 2018 pun akan menyedot sekitar Rp11,9 triliun. Jumlah itu lebih besar dari biaya pilkada pada 2015 yang sebesar Rp6,4 triliun dan pada 2017 yang mencapai Rp4,3 triliun.
“Dan itu baru dana KPU saja, belum Bawaslu, TNI, Polri, pemerintah daerah, hingga kandidatnya sendiri. Kompetisinya akan sangat besar, banyak tantangan 2018,” ujarnya.