Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jangka Panjang, Dolar AS Berpotensi Menguat

Gubernur Bank Sentral AS terpilih Jerome Powell dianggap akan berdampak positif bagi dolar AS dalam jangka panjang lantaran dia akan menjalankan kebijakan moneter yang mengangkat dolar AS.
Gubernur The Fed Jerome Powell/Bloomberg
Gubernur The Fed Jerome Powell/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Sentral AS terpilih Jerome Powell dianggap akan memberikan dampak positif bagi dolar AS dalam jangka panjang lantaran dia akan menjalankan kebijakan moneter yang mengangkat dolar AS.

Para investor dan analis pada Kamis (2/11) mengatakan Jerome Powell, Gubernur The Fed yang baru saja terpilih dianggap berpotensi menguatkan dolar AS dalam jangka panjang.

Menurut mereka, terpilihnya Powell atas keputusan Presiden AS Donald Trump sebagai Gubernur The Fed menandakan adanya kelanjutan kebijakan moneter yang sangat berhati-hati.

Pasar keuangan biasanya memandang Powell bernada bearish bagi dolar AS karena dia mendukung kenaikan suku bunga secara bertahap dan tidak menunjukkan pergerakan yang agresif.

Kendati demikian, investor dan analis percaya Powell bisa menjadi net positif bagi dolar AS. "Selama Fed tetap mengikuti kebijakan moneter, dolar terus berjalan dengan baik," kata investor.

Menilik sedikit tentang para kandidat Gubernur The Fed, beberapa kandidat potensial memiliki pandangan yang lebih hawkish mengenai kebijakan moneter. Hal ini menunjukkan tingkat kenaikan suku bunga yang lebih agresif yang bisa menguntungkan dolar AS.

Namun, investor menganggap Trump menilai Powell dapat memastikan kontinuitas kebijakan The Fed kendati Powell terkenal berkebijakan dovish. Ini menandakan The Fed berada di jalur untuk tetap menaikkan suku bunga beberapa kali dan mengecilkan neraca The Fed.

Adapun suku bunga yang lebih tinggi mendorong imbal hasil aset dolar akan membuat investor lebih tertarik. Pengecilan neraca The Fed artinya tidak menginvestasikan kembali hasil pembelian obligasi yang lebih rendah oleh The Fed.

Analis mengatakan hal ini akan menjadi titik terang untuk dolar AS sepanjang tahun karena pemerintah Trump tergelincir sejak awal sehubungan dengan janji reformasi pajak dan stimulus fiskal yang signifikan.

Tercatat dolar AS turun sebesar 7,3% terhadap sekeranjang mata uang sepanjang tahun ini, tetapi dalam dua bulan terakhir, telah meningkat 1,7%. Pasalnya, peningkatan ini didorong oleh data ekonomi yang lebih baik dan kemajuan terakhir pada rencana reformasi pajak oleh partai Republik AS yang mengangkat dolar AS.

Beberapa investor menganggap Powell lebih sedikit hawkish terhadap kebijakan moneter daripada Yellen. Mereka berpendapat Powell memilih sejalan dengan Yellen (dalam hal pandangan dovish), tetapi bukan berarti Powell akan se-dovish Yellen.

Richard Benson, Direktur Pelaksana dan Kepala Investasi Portofolio di Millenium Global di London mengatakan, dolar AS justru lebih cenderung menguat lantaran lintasan ekonomi AS akan naik di bawah kepemimpinan Powell

"Pada akhirnya, siapapun yang menjadi Gubernur The Fed, ekonomi AS akan berjalan dengan baik dan begitu juga dengan dolar AS," kata Benson, seperti dilansir Reuters, Jumat (3/11).

Tercatat pada perdagangan Jumat (3/11) pukul 19.35 WIB, indeks dolar AS menguat 0,036 poin atau 0,04% menuju US$94,721.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper