Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan akademisi asal Madura meminta siapapun pemenang Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 untuk tetap mendukung aspirasi pembentukan Provinsi Madura.
Wakil Rektor I Universitas Trunojoyo Madura (Unijoyo) Deni Setya Bagus Yuherawan mengatakan gagasan Provinsi Madura tidak ada kaitannya dengan pertarungan politik termasuk kontestasi pemilihan kepala daerah. Dia meminta para kandidat calon gubernur/wakil gubernur dalam Pilgub Jatim 2018 tidak menjadikan isu ini sebagai komoditas untuk menggaet suara orang Madura.
“Proses politik ya proses politik. Sedangkan Provinsi Madura ini proses menyejahterakan rakyat. Jadi nanti siapapun gubernur Jatim tak masalah bagi orang Madura,” ujarnya usai sidang uji materi UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah (UU Pemda) di Jakarta, Kamis (19/10/2017).
Gagasan pembentukan Provinsi Madura masih terbentur karena UU Pemda mengharuskan adanya lima kabupaten/kota sementara di Pulau Garam baru ada empat daerah tingkat dua. Padahal, Gubernur Jatim Soekarwo dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jatim telah menyetujui aspirasi tersebut.
Sayangnya, Mahkamah Konstitusi kembali menegaskan bahwa syarat minimal lima kabupaten/kota itu tidak bertentangan dengan UUD 1945. Mekanisme usulan pembentukan sebuah provinsi dalam UU Pemda pun masih tetap berlaku.
Deni menuturkan keberadaan provinsi terpisah dari Jatim menjadi harkat dan martabat orang Madura. Menurutnya, Pulau Madura mempunyai kekhasan karena etnis, bahasa, dan budayanya berbeda dengan daerah lain di Jatim.
“Tapi bukan lantas kami menjadi eksklusif untuk orang Madura saja. Justru di Madura orang dari Sabang sampai Merauke ada,” tuturnya.
Madura terdiri dari empat kabupaten yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik 2010 penduduk empat daerah itu sebanyak 3.557.956 jiwa.
Walaupun jumlah penduduknya hanya 10% penduduk Jatim, Madura memiliki peran vital dalam pentas politik provinsi itu. Pada Pilgub Jatim 2008, kemenangan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf atas Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono ditentukan lewat pemilihan putaran ketiga di Sampang dan Bangkalan.
Padahal, di luar dua daerah itu, Khofifah mengumpulkan total suara yang sedikit lebih unggul. Alhasil, Soekarwo pun melengang sebagai orang nomor satu di Jatim, bahkan hingga dua periode.
Adapun, Khofifah kembali berencana maju dalam Pilgub Jatim 2018. Sang lawan adalah Saifullah Yusuf yang kali ini berposisi sebagai cagub dan menggandeng Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.