Kabar24.com, DENPASAR—Investor asal China dan Hong Kong tercatat paling agresif dalam berinvestasi di Pulau Bali sepanjang periode semester pertama 2017.
Mengutip data Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTS) Bali, realisasi investasi dari China dan Hong Kong mencapai US$78,7 juta meliputi 22 proyek yang tersebar di 9 kabupaten dan kota di Pulau Dewata.
Adapun kabupaten dan kota yang paling banyak menjadi lokasi realisasi investasi tersebut adalah Denpasar sebanyak 5 proyek.
Nilai realisasi tersebut paling besar dibandingkan dengan investasi dari negara-negara lain di Bali.
Kadis PMPTSP Bali Ida Bagus Parwat memaparkan meski terlihat paling agresif, tetapi nilai realisasi tersebut sebenarnya rendah jika dibandingkan dengan banyaknya investor asal China yang berminat.
“Terlihat agresif tetapi sebenarnya rendah, karena hampir tiap hari itu ada investor China datang ke kami untuk menanyakan soal realisasi,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (18/10/2017).
Baca Juga
Dia mengakui agresivitas investor China memang sangat tinggi. Dia mencontohkan untuk proyek TPA Suwung, Denpasar, hampir sebanyak 50 investor dari negara tersebut yang melirik.
Hanya saja, tidak ada satupun yang kemudian cocok menjadi investor.
Proyek TPA Suwung akhirnya akan dikerjakan oleh Kementerian PU dan Pera untuk penataan kawasanya, sedangkan rencana pembangkit masih belum jelas investornya.
Parwata menuturkan investor China sangat selektif dan seringkali tidak memiliki keberanian untuk mengeksekusi seperti investor dari negara lain seperti wilayah Eropa.
“Kalau dari negara lain, mereka kesini sudah pegang data ekonomi dan data pendukung. Begitu ada permasalahan sudah siap, beda dengan investor China pertimbangannya banyak sekali,” jelasnya.
Parwata mengharapkan ke depannya akan lebih banyak lagi investor dari salah satu negara raksasa tersebut merealisasikan investasinya.
Dia menegaskan ada sejumlah proyek infrastruktur di Bali yang sebenarnya membutuhkan pendanaan.