Bisnis.com, JAKARTA -- Periode 100 hari pertama menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur baru Jakarta yaitu pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno disebut dapat menjadi indikator.
Analis Komunikasi Politik UIN Jakarta Gun Gun Heryanto mengatakan kesan awal dalam 100 hari pertama jadi indikator awal untuk menunjukkan good will dan political will.
"Hal pertama yang dilakukan membangun kepercayaan publik, mengarah ke percepatan bukan main aman," katanya dalam acara Polemik di Jakarta, Sabtu (14/10/2017).
Dia mengatakan relasi kuasa antara Gubernur dan Wakil Gubernur juga perlu dibagi karena seringkali jika tidak pas dalam jangka panjang akan menajdi riskan.
Selain itu, terkait kohesivitas politik, terdapat 42,04% pendukung yang dikonversi 2,3 juta dengan karakter yang kuat dari rival Pilkada ketika itu yaitu Ahok-Djarot.
"Ini angka real yang tidak berekspektasi awalnya Pak Anies jadi Gubernur, perlu menyatukan polarisasi yang tajam ketika Pilkada dan erasa sampai sekarang efeknya," katanya.
Menurutnya Gubernur terpilih Anies Baswedan tidak bisa jika hanya diam-diam saja dan cari aman. Terlebih karena orang akan cepat melakukan komparasi.
"100 hari menjadi penting untuk menunjukkan good will itu," katanya.
Dia menambahkan saat ini sudah mulai sinkronisasi, di fase awal ditentukan yang menjadi prioritas terutama konsolidasi.
"Kalau sirkulasi elite tidak berjalan lancar akan berpengaruh ke depan," katanya.
Sementara itu, Sejarawan JJ Rizal mengaku kaget mendengar pidato dari Anies Baswedan yang terkesan normatif dan terkesan main aman.
"Kesan saya ada istilah musim panas India, panas sebentar yang disusul dingin mendadak, saya kaget dengar pidatonya.
Kok benar ya berasa normatif, seperti tidak ada apa-apa. Padahal di sekelilingnya ada
57% yang terang-terangan memilih, menanti bersikap, persoalan yang menunggu diselesaikan," jelasnya.
Dia mengatakan Jakarta membutuhkan petarung, petarung yang kreatif dan inovatif. Dia mencontohkan Bang Ali ketika itu mempunyai perbaikam kampung yang tidak ada sumber dananya.
"Berpikir di luar dari norma-norma yang ada, yang menarik dari periode 100 hari, 50 hari, seminggu. Banyak yang bisa dilakukan dari hanya alasan menghindari kegaduhan, dengan menunjukkan memegang kuat janjinya," katanya.
Dia menambahkan Gubernur bukan hanya jabatan administratif tetapi juga politik. Menurutnya, di delan mata jelas ada permasalahan seperti reklamasi.
"Bagaimana menyambungkan rasanya kepada publik yang resah. Bagaimana memanusiakan yang sebelumnya tidak dimanusiakan," katanya.