Kabar24.com, JAKARTA - Sejumlah peretas (hacker) akan ikut bergabung dengan para gubernur dan akademisi Amerika dalam sebuah kelompok yang baru dibentuk dan bertujuan untuk mencegah manipulasi mesin pemilih dan sistem komputer yang mungkin mempengaruhi hasil pemilu Amerika di masa mendatang.
Sumber yang tak ingin disebutkan identitasnya menyebutkn penyelenggara konferensi peretasan Def Con yang diadakn musim panas lalu di Las Vegas yakni The National Governors Association and Center for Internet Security juga turut menjadi aggota koalisi anti-peretasan ini.
Pengumuman resmi terkait hal ini akan dilakukan pada Selasa (10/10/2017). Wadah pemikir Atlantic Council yang berbasis di Washington dan sejumlah universitas juga dilibatkan dalam proyek ini.
Koalisi ini akan diresmikan bersamaan saat penyelenggara Def Con merilis laporan yang menjelaskan kerentanan mesin suara dan teknologi terkait yang ditemukan pada Juli lalu.
Para peretas mempreteli mesin sura dan komputer yang digunakan dalam pemilihan selama tiga hari, dan menemukan bug keamanan yang menurut penyelenggara bisa dieksploitasi oleh orang-orang yang mencoba memanipulasi hasil pemilu.
Berdasarkan salinan laporan penyelenggara, orang-orang yang ikut dalam konferensi di Las Vegas belajar cara meretas mesin suara dalam hitungan menit atau hanya beberapa jam. Kekhawatiran terkait peretasan pemilu menyeruak di Amerika Serikat sejak tahun lalu ketika berita menyebutkan bahwa badan intelijen Amerika menyebut bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan peretasan komputerPartai Demokrat guna mendukung kemenangan Trump.
Baca Juga
Dewan Keamanan Dalam Negeri Amerika mengatakan peretas rusia menargetkan sistem pemilu di 21 negara bagian pada pemilu 2016 meskipun sejumlah negara bagian telah membantah terkait peretasan di wilayah mereka. Saat itu, tidak ada bukti akan adanya manipulasi suara.