Kabar24.com, JAKARTA – KBRI Den Haag mencabut penghargaan atas mahasiswa calon doktor Dwi Hartanto yang tercatat sebagai mahasiswa doktoral di Technische Universiteit Delft Belanda.
Adapun latar belakang pencabutan itu adalah karena Dwi Hartanto melebih-lebihkan informasi terkait pribadi, kompetensi dan prestasinya di Belanda.
Dwi pun mengklarifikasi dan meminta maaf atas informasi yang tidak tepat mengenai dirinya, dan klarifikasi itu dimuat di situs Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda, wwwppidelft.net pada 7 Oktober.
Dalam klarifikasi itu Dwi menegaskan, bahwa kesalahan ini terjadi karena kekhilafan dalam memberikan informasi yang tidak benar (tidak akurat, cenderung melebih-lebihkan), serta tidak melakukan koreksi, verifikasi, dan klarifikasi secara segera setelah informasi yang tidak benar tersebut meluas.
“Ketidakakuratan informasi yang saya sebutkan sebelumnya belakangan ini terkuak selebar-lebarnya, dan menimbulkan kegelisahan di masyarakat
Indonesia, khususnya di antara alumni almamater saya, TU Delft (Technische Universiteit Delft),” tulis Dwi.
“Akan tetapi, dari awal saya tidak ada maksud dan keinginan untuk secara sengaja merugikan dan bahkan menyerang individu atau lembaga-lembaga yang terkait,” ujarnya lagi.
Baca Juga
Dwi pun menuliskan, bahwa dirinya bukan kandidat doktor di bidang space technology & rocket development. Dia juga tidak memiliki kompetensi kompetensi dan latar terkait dengan bidang teknologi kedirgantaraan {Aerospace Engineering) seperti teknologi roket, satelit, dan pesawat tempur.
Selanjutnya, Dwi menuliskan informasi soal pendidikan dan prestasinya sebanyak 10 bab yang ditulis dalam 5 lembar dan bermaterai. Berikut klarifikasi Dwi yang diunggah di situs PPI http://www.ppidelft.net/2017/10/klarifikasi-dan-permohonan-maaf-oleh-dwi-hartanto/