Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PKC Akan Kongres, Bagaimana Penerbitan Obligasi Dolar AS?

Kongres Partai Komunis China yang akan digelar bulan ini, diperkirakan akan memperlambat penerbitan obligasi dolar AS dari negara tersebut. Situasi ini bakal memberi angin segar bagi emiten penerbit obligasi greenback di negara Asia lain.
Partai Komunis China/Istimewa
Partai Komunis China/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Kongres Partai Komunis China yang akan digelar bulan ini, diperkirakan akan memperlambat penerbitan obligasi dolar AS dari negara tersebut. Situasi ini bakal memberi angin segar bagi emiten penerbit obligasi greenback di negara Asia lain.

Head of Asia Bond Syndicate di Standard Chartered Plc. Chao Li mengatakan, regulator China telah membatasi penerbitan surat utang berdenominasi dolar AS sejak awal bulan ini. Hal itu bakal berdampak pada jumlah obligasi dolar AS yang dikeluarkan oleh negara itu selama kuartal IV/2017.

“Pasokan obligasi dari China diperkirakan akan sedikit melambat dalam beberapa pekan mendatang. Kondisi ini bisa menjadi kabar baik bagi emiten di negara lain selain China di Asia, terutama bagi mereka yang tak terlalu kuat mengakses pasar,” kata Li, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (9/10/2017).

Situasi itu setidaknya telah dialami oleh Geo Energy Resources Ltd. di Indonesia. Korporasi itu mengaku lebih mudah dalam menerbitkan obligasi beresiko tiggi (junk note) pada akhir September. Seperti diketahui, Kongres Partai Komunis China digelar pada 18 Oktober 2017.

Adapun, spread pada obligasi dolar AS yang masuk dalam investment grade telah mencapai ke level terendahnya pada bulan ini atau turun 163 basis poin. Situasi itu salah satunya diperoleh dari naiknya optimisem pasar mengenai perekonomian China dan Asia secara keseluruhan.

Direktur Eksekutif Utang Pasar Negara Berkembang Goldman Sachs Asset Management Salman Niaz mengatakan, kondisi yang terjadi pada bulan ini relatif berbanding terbalik dari semester I/2017. Pasalnya pada periode itu risiko yang besar muncul dari China terkait banyaknya debitur yang berkualitas rendah.

Namun demikian, S & P Global Ratings dan HSBC Holdings Plc memperingatkan potensi terjadiya koreksi pada obligasi Asia di tengah ketatnya harga. Senada, JPMorgan Chase & Co memperirakan rata-rata obligasi Asia hanya akan memberikan imbal hasil sebesar 0,2% pada kuartal IV/2017

Sementara itu, bank-bank di Amerika Serikat (AS) memprediksi, imbal hasil obligasi berdenominasi dolar AS di Asia akan mencapai 5,7% pada tahun ini. Level itu sama dengan pencapaian tahun lalu. Hal itu dikarenakan spread pada obligasi beresiko tinggi mengalami penurunan atau hampir setara dengan obligasi yang memiliki kategori investment grade.

Terpisah, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg News, permintaan untuk obligasi berdenominasi dolar AS di Asia juga telah turun 2,9 kali pada September.

Namun demikian, Head of Fixed Income di DBS Group Holdings Ltd memperkirakan, para obligor asal China akan memacu penerbitan surat utangnya kembali seusai Kongres Partai Komunis China selesai digelar. Aktivitas tersebut di antaranya dilakukan oleh emiten yang memperoleh ketegori khusus dari Pemerintah China, terutama bagi mereka yang berkaitan dengan proyek strategis nasional.

Terlepas dari kondisi terbaru di China, para obligor dari India dan Indonesia sama-sama telah menjual lebih dari US$10 miliar sepanjang tahun ini. Di Indonesia capaian itu telah menjadi rekor tersendiri. Kondisi itu tak lepas dari tingginya imbal hasil yang ditawarkan oleh kedua negara tersebut

"Indonesia masih memiliki cerita khusus yang karena kekuatannya," kata Neeraj Seth, Kepala Kredit Asia di BlackRock Inc.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper