Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANK DUNIA: Tingginya Hambatan, Tekan Kesejahteraan Pekerja Migran Asean

Kawasan Asia Tenggara tercatat telah menjadi salah satu kawasan dengan jumlah migrasi pekerja terbanyak di dunia.
Reuni para imigran dan kelaurganya di perbatasan AS dan Meksiko pada Juni 2017./Reuters
Reuni para imigran dan kelaurganya di perbatasan AS dan Meksiko pada Juni 2017./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Kawasan Asia Tenggara tercatat telah menjadi salah satu kawasan dengan jumlah migrasi pekerja terbanyak di dunia. Namun, hal itu tak didukung oleh berkurangnya hambatan bagi pekerja migran sehingga gagal memacu kesejahteraan mereka.

Dalam laporan terbaru Bank Dunia (World Bank) yang bertajuk Migrating to Opportunity, migrasi di kawasan Asean telah meningkat tajam dalam selama 1995-2015. Malaysia, Singapura, dan Thailand dalam hal ini menjadi daerah-daerah tujuan utama migrasi di kawasan tersebut. Di ketiga negara itu terdapat 6,5 juta orang atau 96% dari total jumlah pekerja migran di Asean.

Adapun, sekitar US$62 miliar dana dalam bentuk remitansi diterima oleh negara-negara Asean pada 2015. Tingginya jumlah remintansi tersebut membantu mengerek produk domestik bruto (PBD) negara-negara pengirim tenaga kerja migran terbanyak seperti Filipina, Vietnam, Myanmar dan Kamboja.

“Pada 2015, remitansi menyumbang 10% PDB di Filipina, 7% di Vietnam, 5% di Myanmar dan 3% di Kamboja,” tulis laporan tersebut, Senin (9/10/2017).

Namun sayangnya, tren tersebut tak ditanggapi dengan baik oleh pemerintah negara-negara Asean. Ekonom Bank Dunia untuk Social Protection and Jobs Global Practice Mauro Testaverde yang juga penulis utama laporan tersebut mengatakan, hambatan untuk perpindahan lintas negara pekerja di kawasan ini masih cukup tinggi.

Hambatan itu a.l. berupa ketatnya peraturan ketenagakerjaan, tingginya biaya pencarian kerja, kebijakan migrasi penduduk yang ketat, biaya waktu, biaya perekrutan, biaya dokumentasi, kurangnya jaringan sosial, jarak yang jauh, dan ketidakcocokan keterampilan pekerja dengan lapangan kerja yang dibutuhkan.

"Di manapun para pekerja ingin bermigrasi di kawasan ASEAN, mereka menghadapi biaya mobilitas beberapa kali lipat dari upah rata-rata tahunan. Perbaikan dalam proses migrasi dapat meringankan beban calon migran, dan membantu negara-negara tersebut untuk menanggapi kebutuhan pasar tenaga kerja mereka," kata Testaverde.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper