Kabar24.com, JAKARTA - Pemerintah Korea Utara (Korut) menyatakan, bahwa penegasan dari Presiden Donald Trump yag menyebut pemimpin Korea Utara tidak akan bertahan lama adalah sebuah pernyataan perang.
Saat berbicara di New York, Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong-ho mengatakan militer Korea Utara sekarang berhak untuk menembak jatuh pesawat-pesawat pengebom Amerika Serikat meski pesawat tersebut berada di luar wilayah udara Korea Utara.
Ri mengatakan, masyarakat internasioal 'harus memahami bahwa Washington yang pertama kali menyatakan perang'.
"Seluruh dunia harus tahu bahwa Amerika Serikat lah yang pertama-tama memberlakukan perang kepada negara kami," kata Ri kepada para wartawan sebagaimana dikutip BBC.com, Selasa (26/9/2017).
Ri mengeluarkan pernyataan ini sebelum meninggalkan New York, setelah menghadiri pertemuan Majelis Umum PBB yang diselenggarakan pekan lalu.
"Terkait dengan pernyataan perang yang dikeluarkan presiden As tersebut, maka semua opsi sekarang ada di tangan pemimpin Korea Utara," ujarnya sebelum berangkat menuju bandar udara.
Baca Juga
Pada Sabtu lalu di depan Majelis Umum PBB Ri mengatakan 'tak bisa dihindari negaranya akan menembak wilayah Amerika dengan roket setelah Trump menyebut pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, tengah melakukan misi bunuh diri'.
Tak lama kemudian, melalui Twitter Presiden Trump mengatakan kalau ancaman ini diulangi, pemerintah Korea Utara 'tidak akan bertahan lama'.
Perang kata-kata ini memanas di tengah keputusan pemerintah di Pyongyang untuk terus melakukan uji nuklir dan uji penembakan rudal, meski dikecam oleh masyarakat internasional.
Sementara itu, Stephane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB General Antonio Guterres mengatakan bahasa yang panas bisa menyebabkan kesalahpahaman yang sangat fatal.
"Satu-satunya solusi adalah solusi politis," katanya.
Sedangkan juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee, menegaskan bahwa pernyataan Menlu Ri 'sangat absurd' dan menambahkan bahwa pemerintah Presiden Trump tidak mengumumkan perang terhadap Korea Utara.