Bisnis.com, SURABAYA - Wanita pertama yang terpilih sebagai Wali Kota Surabaya sepanjang sejarah Surabaya, Tri Rismaharini atau yang akrab dipanggil Risma, Wali Kota Surabaya, risau karena adanya wacana pencalonan dirinya sebagai bakal calon dalam Pilkada Jawa Timur 2018.
Padahal, Rismaharini sudah menegaskan dirinya menolak wacana pencalonannya sebagai bakal calon gubernur dalam pesta demokrasi Pilkada Jawa Timur 2018.
"Menjadi pemimpin itu berat tanggung jawabnya, meskipun menurut orang lain mampu untuk mengemban tugas itu. Saya bisa bangun kota ini jadi bagus, tapi masyarakatnya menangis dan menderita," kata wanita kelahiran 20 November 1961 di Kota Kediri, dihadapan puluhan pimimpin redaksi media cetak dan elektronik di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Rabu (13/9/2017), seperti dikutip Antara.
Keputusan untuk tidak maju dalam Pilgub Jatim, kata Risma, sudah disampaikan jauh hari kepada ketua umum PDIP Megawati. Risma juga menceritakan saat dirinya sempat ditawari menjadi menteri dalam kabinet Presiden Joko Widodo.
"Pak Jokowi saat itu belum dilantik, saya ditawari menjadi menteri," ujar mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya.
Menurut Risma, sebelum Presiden Jokowi dilantik dan baru diumumkan kalau menang dalam Pilpres, dirinya langsung menghadap ke Megawati untuk tidak dimasukan dalam susunan menteri. Hal yang sama juga dilakukan saat Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Memang kata pak Hasto (Sekjen PDIP) saya telah diminta dan jika saya berkenan," ujar mantan Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya (Bappeko) hingga 2010.
Wali Kota Surabaya ini mengaku sudah berbicara dengan Ketua Umum PDIP Megawati mengenai Pilkada Jatim 2018. Ia menegaskan kepada Megawati tidak bersedia maju untuk jadi Cagub Jatim. "Bu Mega sudah setuju bukan saya," ujarnya.
Ia mengemukakan yang dapat mengukur kemampuan seorang pemimpin adalah masyarakat. Jabatan itu tidak boleh diminta, dirinya juga tidak ingin menjadi pemimpin yang sombong.
"Sombong banget jika seperti itu. Dikasih cobaan tsunami bisa habis kalau gitu," katanya.
Setiap informasi yang diterima Risma selalu dilaporkan kepada Megawati, seperti persoalan orang miskin dan sebagainya. "Ibu tahu dan memahami karena saya berangkat dari sumpah," katanya.
Pada kesempatan itu, Risma sempat berbagi pengalamannya saat memimpin Surabaya. Risma mengaku banyak hambatan yang dialami dan seringkali membuatnya menangis, misalnya karena banyak anak yang putus sekolah.