Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korsel Bersiap Jika Ada Perayaan 'Rudal' Korut

Korea Selatan bersiap untuk kemungkinan uji coba rudal lanjutan oleh Korea Utara. Peluncuran rudal terbaru nantinya menandai ulang tahun atau perayaan Founding Day (Hari Berdirinya) Korea Utara pada Sabtu (9/9/2017).
Hwasong-12, rudal jarak menengah milik Korea Utara/Reuters
Hwasong-12, rudal jarak menengah milik Korea Utara/Reuters

Kabar24.com, SEOUL- Korea Selatan bersiap untuk kemungkinan uji coba rudal lanjutan oleh Korea Utara. Peluncuran rudal terbaru nantinya menandai ulang tahun atau perayaan Founding Day (Hari Berdirinya) Korea Utara pada Sabtu (9/9/2017).

Seperti dikutip dari Reuters, pejabat Korsel telah memperingatkan Korut dapat meluncurkan rudal balistik antar benua lanjutan. Hal ini tentunya bertentangan dengan sanksi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan eskalasi ketegangan dengan Amerika Serikat.

Pyongyang kerap menandai hari ulang tahun pendiriannya dengan tampilan layar besar dan peralatan militer. Tahun lalu, Korut melakukan uji coba nuklir kelima untuk peringatan tanggal 9 September 2016.

Ketegangan di Semenanjung Korea telah meningkat saat pemimpin muda Korut, Kim Jong Un, telah meningkatkan pengembangan senjata, menguji coba serangkaian rudal pada 2017, dan melakukan peluncuran rudal keenam kalinya pada Minggu (3/9/2017).

Merayakan ultah hari pendiriannya, halaman depan media resmi Korut, Rodong Shinmun mengatakan negara harus membuat senajata berteknologi tinggi "Juche" untuk menghadirkan sejarah besar seperti pada 28 Juli. Tanggal tersebut mengacu pada uji coba rudal balistik antar benua.

Juche adalah ideologi kemandirian Korea Utara yang merupakan perpaduan antara Marxisme dengan nasionalisme ekstrim, seperti yang disuarakan Kim Il Sung, kakek Kim Jong Un.

The Nuclear Safety and Security Commission (NSSC) di Korsel mengatakan telah melakukan uji coba terhadap sampel tanah, udara, dan air sejak peluncuran rudal Korut pada pekan lalu. Mereka meneliti perihal ada tidaknya kandungan xenon.

Xenon adalah gas alami yang digunakan untuk pembuatan lampu. Namun, zat ini dikaitkan dengan nuklir Korut. "Tidak ada indikasi xenon, tidak akan berdampak pada wilayah atau populasi Korsel," papar NSSC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hafiyyan
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper