Bisnis.com, JAKARTA — Lego A/S berencana memangkas 1.400 pekerjanya dalam waktu dekat, seiring lemahnya permintaan pasar pada produk mainan barunya yakni Batman.
Produk mainan tesebut tercatat berkontribusi cukup besar pada penurunan penjualan yang terburk selama satu dekade terakhir.
Perusahaan mainan asal Denmark tersebut melaporkan penjualan produknya pada semester I/2017 turun 5% menjadi 14,9 miliar kroner.
Untuk itu perusahaan berencana melakukan pemutusan hubungan kerja sebanyak 8% dari total tenaga kerja yang ada saat ini.
Sebelumnya, perusahaan mengatakan telah melakukan lonjakan perekrutan tenaga kerja yang sangat cepat selama periode tersebut dan jumlah pekerja Lego saat ini mencapai 18.200 orang.
"Kami kehilangan momentum dan kami kehilangan produktivitas. Kami telah membangun sebuah organisasi yang semakin kompleks. Hal ini pada akhirnya bisa menyebabkan stagnasi atau penurunan," kata Chairman Lego Jorgen Vig Knudstorp, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (6/9/2017).
Penurunan penjualan dan pemutusan hubungan kerja ini semakin membuat Lego tenggelam dalam krisis terparah sejak 2003.
Penurunan penjualan produk mainan dengan bentuk menyerupai batu bata warna-warni ini di antaranya disebabkan oleh peralihan tren bermain anak-anak menuju mainan digital.