Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres JK Akan Diskusi soal Rohingya ke Pemimpin Negara

Wakil Presiden Jusuf Kalla akan membawa topik Rohingya kepada sejumlah pimpinan negara yang akan ditemuinya dalam Konferensi Organsasi Kerja Sama Islam (OKI) di Kazakhstan dan Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Amerika Serikat bulan ini.
Wapres Jusuf Kalla (kedua kiri) didampingi Menlu Retno Marsudi (kiri) menerima kunjungan Asisten Menlu Urusan Kependudukan, Pengungsi, dan Migrasi Amerika Serikat Anne C. Richard (kedua kanan) di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (3/6)./Antara-Yudhi Mahatma
Wapres Jusuf Kalla (kedua kiri) didampingi Menlu Retno Marsudi (kiri) menerima kunjungan Asisten Menlu Urusan Kependudukan, Pengungsi, dan Migrasi Amerika Serikat Anne C. Richard (kedua kanan) di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (3/6)./Antara-Yudhi Mahatma

Kabar24.com, JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla akan membawa topik Rohingya kepada sejumlah pimpinan negara yang akan ditemuinya dalam Konferensi Organsasi Kerja Sama Islam (OKI) di Kazakhstan dan Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Amerika Serikat bulan ini.

Dia mengatakan topik KTT OKI yang digelar 10-11 September 2017 bertemakan tentang sains dan teknologi, atau tidak ada kaitannya dengan politik internasional dan kemanusiaan. Namun, dia tetap akan mendiskusikan konflik ini dengan sejumlah pemimpin negara yang akan ditemuinya.

“Tapi tentu, saya akan ketemu dengan banyak pemimpin kita akan juga membicarakan,” katanya di Kantor Wakil Presiden, Selasa (5/9/2017).

Pada pertemuan Sidang Majelis Umum PBB 17-22 Oktober 2017, Wapres juga akan membawa isu ini untuk didiskusikan.

“Tentu kita akan banyak bicara dengan para pemimpin dunia, tentu akan menjadi bagian pembicaraan juga, karena Dewan Keamanan PBB sudah membicarakan,” ujarnya.

Adapun, Wapres menegaskan bahwa konflik yang terjadi di Rakhine, Myanmar disebabkan oleh masalah multidimensi, tidak merujuk pada satu masalah agama saja.

“Masalah Rohingya itu setidaknya empat faktor masalahnya. Sejarah, ekopol, dan agama. Bukan hanya agama jadi ini kita harap jangan konflik itu juga terjadi di Indonesia," katanya.

Dengan begitu, dia berharap masyarakat tidak mengaitkan konflik tersebut dengan masyarakat Budha di Indonesia.

"Karena kita tidak ada masalah dengan Budha di sini. Tapi kita bersama masyarakat Budha di sini juga membikin pernyataan mengutuk, atau mendukung agar tak terjadi seperti itu,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper