Bisnis.com, JAKARTA-Nilai-nilai kearifan lokal di berbagai wilayah di Indonesia dapat menjadi rule model bagi upaya penyelesaian konflik yang benyak terjadi di Tanah Air dan di berbagai belahan dunia.
Ketua Panitia Pelaksana Konferensi Internasional Penyelamat Kearifan Lokal, Uten Sutendy, mengatakan selama ini berbagai faham, ideologi dan agama besar dijadikan sebagai acuan oleh banyak orang dan institusi negara.
“Namun, acuan banyak orang dan institusi negara itu sebagian boleh dibilang telah gagal dalam menciptakan kedamaian dan ketenteraman dunia. Malah diantaranya menjadi bagian dan sumber konflik itu sendiri,” katanya, Senin (4/9/2017)
Menurutnya, kondisi sekarang ini kekuatan kepentingan ekonomi dan politik sangat besar pengaruhnya hingga mampu menggeser peran penting aspek spritual, agama, dan kebudayaan dalam pembangunan umat manusia .
Bahkan, lanjutnya, peran komunitas agama-agama mulai bergeser menjadi “kendaraan " politik dan ekonomi oleh sejumlah pihak tertentu.
Dia menjelaskan upaya penyelesaian konflik yang terjadi di Indonesia, bahkan dunia, hendaknya dikembalikan ke akarnya. Karena jika diibaratkan kehidupan ini seperti sebuah pohon, maka akar pohon itu ada dan tumbuh di Nusahtara yang merupakan pusat bumi atau inti jagad.
Baca Juga
"Sebuah pohon besar tidak mungkin bisa berbunga dan berbuah lebat dan baik bila akarnya tidak di pelihara," ujarnya saat menjelaskan konferensi internasional Penyelamatan kearifan lokal dan HAM bagi penyelamatan sumber daya alam nusantara untuk dunia, di Bali pada Maret 2018.
Uten yang budayawan Banten itu mengatakan nilai-nilai kearifan lokal yang berkembang dan tersebar dalam berbagai komunitas adat di Indonesia dari Sabang sampai Marouke adalah akar peradaban atau locus, tempat semua jenis peradaban umat manusia berasal.
Berbagai komunitas adat tersebut selama ini memegang peran penting dan strategis dalam mengimplementasikan tugasnya menjaga, melindungi dan melestarikan keutuhan keseimbangan ekosistem .
"Kearifan lokal yang ada di Badui Banten dan Papua misalnya, adalah sedikit contoh dari sekian banyak suku dan adat di Nusahtara yang secara konsisten menjaga dan melindungi ketersediaan sumber daya alam Nusantara, " katanya.