Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Berharap Kongres AS Setujui Kenaikan Plafon Utang AS

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berharap Kongres AS segera menyetujui kenaikan plafon utang negara demi membiayai bantuan bagi korban badai Harvey yang mencapai US$8 miliar.
ilustrasi/Reuters
ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump berharap Kongres AS segera menyetujui kenaikan plafon utang negara demi membiayai bantuan bagi korban badai Harvey yang mencapai US$8 miliar.

Seperti diketahui, Gedung Putih meminta kepada Kongres AS untuk menyetujui anggaran bantuan bencana, yang masing-masing terdiri dari US$7,4 miliar untuk Federal Emergency Management Agency dan US$450 juta untuk Small Business Administration.

Permintaan tersebut ditujukan untuk anggaran negara pada tahun fiskal yang selesai pada 30 September 2017.

“Kami menandatangani banyak dokumen untuk menarik uang dari negara Anda. Kami berharap prosesnya akan cepat, untuk membantu Anda,” kata Trump dalam kunjungannya di NRG Center di Houston, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (4/9).
Senada, Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan bahwa Kongres AS harus memasukkan paket bantuan bagi para korban Harvey sebagai pendukung untuk

menaikkan batas utang negara. Dia berharap, anggota parlemen AS menyingkirkan kepentingan politik untuk membantu korban bencana alam terbesar tahun ini tersebut.

“Presiden Trump dan saya percaya, bahwa langkah itu [penaikkan batas utang] harus dilakukan guna membantu pemulihan korban badai Harvey,” kata Mnuchin.

Seperti diketahui, kubu Partai Republik di Kongres AS merasa keberatan untuk menaikkan plafon utang negara. Pasalnya, kebijakan itu akan semakin memperberat keuangan negara di tengah upaya reformasi perpajakan nasional. Mereka juga khawatir, akan membuat AS tenggelam dalam risiko gagal bayar utang.

Adapun, Partai Republik berencana melakukan pertemuan pada pekan depan untuk membahas permintaan Trump menyediakan dana bantuan bagi korban Badai Harvey. Namun, para petinggi partai menolak untuk memasukkan isu mengenai kenaikan batas utang dalam pertemuan tersebut.

Terpisah, Gubernur Texas Greg Abbott mengatakan, kerugian akibat bencana itu akan mencapai US$180 miliar atau Rp2.400 triliun. Badai tersebut tercatat telah menyebabkan 50 orang korban jiwa sejak terjadi pada 25 Agustus lalu.

Namun kini, bencana tersebut telah mereda dan sejumlah kawasan di Texas yang terdampak dinilai oleh pemerintah setempat telah siap untuk dibersihkan dan direnovasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper