Bisnis.com, SURABAYA Real Estat Indonesia perwakilan Jawa Timur merevisi target pembangunan rumah bersubsidi yang semula diharapkan mencapai 25.000 unit menjadi hanya 12.000 unit sepanjang tahun ini.
Hingga Juli 2017, jumlah rumah bersubsidi yang sudah terbangun yaitu 7.000 unit.Wakil Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) Jawa Timur Rizal Muttaqien mengungkapkan ada beberpa faktor yang memengaruhi rendahnya realisasi pembangunan rumah bersubsidi, terutama perekonomian yang masih lesu yang memukul permintaan.Karena perekonomiannya masih lesu, daya beli masyarakat juga tidak bagus.
Dengan perekonomian yang seperti ini, belum banyak kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah, jelas Mirza di Surabaya, Rabu (30/8).Mirza menjelaskan untuk dapat memperbanyak pembangunan rumah bersubsidi, pemerintah seharusnya menerbitkan regulasi yang memudahkan masyarakat untuk membeli rumah yang layak. Saat ini, masyarakat terbebani dengan persyaratan kredit perumahan dengan persyaratan kompleks.
Menurutnya, pelaku usaha sektor perumahan masih mampu untuk terus melakukan pembangunan namun permintaan tidak agresif. Di Jawa Timur, rumah subsidi tersebar di beberapa kota seperti Sidoarjo, Gresik, Lumajang, Jember, Probolinggo, dan Banyuwangi.
Sementaraitu, untuk dapat mengerek permintaan rumah di Jatim, pelaku usaha pengembang property berharap pemerintah dapat memberikan solusi pada masyarakat berpenghasilan tidak tetap yang selama ini sulit mendapatkan fasilitas pembiayaan.
Berdasarkancatatan REI Jatim, masyarakat berpenghasilan tidak tetap di Jatim cukup besar, mencapai 40% yang bekerja di sektor pertanian, dan 20% di berbagai sektor informal. Menurut Mirza, masyarakat berpenghasilan tidak tetap bahkan kerap memiliki pendapatan lebih tinggi dari masyarakat berpenghasilan tetap.