Kabar24.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan untuk menempatkan lebih banyak pasukan AS di Afghanistan. Langkah ini adalah bagian dari strategi baru yang dilancarkan di kawasan Afghanistan dan Asia Selatan.
Dalam pidato yang ditayangkan secara nasional pada Senin malam waktu setempat (Selasa WIB), Trump juga menyatakan akan memberi tekanan pada Pakistan dan jangkauan diplomatik terhadap Taliban.
“Strategi Amerika di Afghanistan dan Asia Selatan akan berubah secara dramatis,” kata Trump dalam pidatonya dari Fort Myer, Virginia, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (22/8/2017).
“Pilar utama strategi baru kami adalah pergeseran dari pendekatan berbasis waktu ke pendekatan berdasarkan kondisi,” lanjut Trump.
Strategi baru ini diterapkan akibat perang yang tak berkesudahan di wilayah tersebut. Tidak seperti kegagalan yang dialami para pendahulunya, Trump beserta jajarannya optimistis strategi ini akan berhasil.
Trump menjadi Presiden AS ketiga yang berupaya mencari jalan keluar dari Afghanistan, sebuah negara yang kerap dilanda perselisihan etnis, agama, budaya, dan kesukuan.
Baca Juga
Permasalahan ini telah menghalangi upaya yang dilakukan tentara asing selama berabad-abad.
Sejak Presiden George W. Bush pertama kali mengirimkan pasukan khusus ke Afghanistan untuk membantu mengusir pemerintah Taliban serta melacak teroris al-Qaeda pascaserangan 11 September 2001, perang di wilayah itu telah menghabiskan biaya lebih dari US$714 miliar serta memakan ribuan nyawa.
“Saya memberi wewenang kepada Menteri Pertahanan James Mattis untuk menambah pasukan serta menargetkan jaringan teroris dan kriminal yang menebar kekerasan dan kekacauan di seluruh Afghanistan,” tutur Trump.
Pada tahun terakhir masa jabatannya, Presiden Barack Obama menunda rencana untuk mengurangi keberadaan tentara AS di negara tersebut menjadi 5.500 tentara. Saat ini dikabarkan ada sekitar 8.400 tentara AS di Afghanistan.
Kini, di bawah pemerintahan Trump, jumlah itu diperkirakan akan naik sekitar 50%. Alih-alih mencoba merebut kembali wilayah, fokus tentara AS adalah melatih pasukan khusus Afghanistan.
Strategi ini pernah menemui keberhasilan di masa lalu. Perbedaan utamanya, pelatihan oleh tentara AS kali ini akan diberikan untuk tentara Afghanistan yang lebih luas.
Jumlah pasukan AS mungkin memiliki dampak kecil dalam menentukan masa depan Afghanistan. Bahkan, dengan sekitar 100.000 tentara AS di negara itu pada tahun 2011 berikut puluhan ribu tentara NATO tambahan, Taliban berhasil bertahan dan merencanakan kebangkitan mereka.
“Saya benar-benar tidak berpikir bahwa penempatan 3.000 atau 5.000 tentara dapat mengatasi tantangan keamanan,” kata Abdul Qader Zazai, anggota parlemen Afghanistan.