Kabar24.com, JAKARTA - Berita palsu atau hoax selain menyesatkan juga bisa menyulut konflik sosial.
Pemerintah menilai pemberitaan palsu atau hoax yang saat ini marak beredar dapat menyebabkan konflik yang cukup parah di tataran masyarakat daerah.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menceritakan beberapa wilayah yang menjadi korban dari pemberitaan palsu di antaranya ada di Lampung, Bima dan Bali.
Menurut Wapres, pada saat itu ada sekelompok masyarakat melakukan pembakaran rumah karena adanya pesan singkat (SMS) berantai tentang pemerkosaan, padahal tidak ada yang diperkosa maupun memperkosa.
"Tidak ada itu, tapi gimana sudah terbakar itu puluhan rumah. Kalau Anda [media] kasih berita hoax maka terjadilah perselisihan di masyarakat," tutur Wapres JK di sela-sela acara kongres Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Jakarta, Selasa (22/8/2017).
Menurut Wapres, masyarakat saat ini membutuhkan berita yang objektif, netral dan akurat, sehingga tidak ada lagi konflik di masyarakat akibat berita hoax yang kini marak.
Baca Juga
Dia mengakui saat ini apa pun yang diberitakan terutama oleh media nasional maupun lokal akan mempengaruhi opini seseorang, sehingga ke depan dia mengatakan media harus akurat dalam menulis suatu pemberitaan.
"Anda semua ini dibutuhkan agar masyarakat damai. Semoga dengan berdirinya asosiasi ini dapat memberikan manfaat kepada semuanya dan kepada pembacanya," kata Wapres.