Kabar24.com, JAKARTA – Lama dinanti, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana memaparkan strategi perang di Afghanistan kepada warga Amerika dalam sebuah pidato di televisi.
Menurut pihak Gedung Putih, pidato Trump yang akan disampaikan pada Senin (21/8) waktu setempat dari Fort Myer, Virginia, akan memberikan update terbaru tentang arah keterlibatan AS di Afghanistan dan Asia Selatan.
Rencana pidato tersebut muncul di tengah kontroversi yang meliputi pemerintahan Trump setelah banyak dikritik karena menyalahkan nasionalis kulit putih dan pemrotes atas kekerasan di Virginia baru-baru ini.
Trump, yang melakukan tinjauan strategi untuk wilayah tersebut tak lama setelah menjabat pada bulan Januari, menyatakan kelelahannya pada perang Afghanistan yang telah berlangsung lama sejak dilancarkan oleh Presiden George W. Bush pasca serangan terorisme 11 September 2001 di AS.
Menurut sejumlah pejabat AS, secara pribadi Trump juga mempertanyakan apakah mengirimkan lebih banyak tentara AS ke wilayah tersebut adalah langkah yang bijaksana.
Dikutip dari Reuters (Senin, 21/8/2017), Menteri Pertahanan Jim Mattis dikatakan berpendapat bahwa kehadiran militer AS diperlukan untuk melindungi terhadap ancaman yang terus berlanjut dari militan Islam.
Pasukan keamanan Afghanistan telah berjuang untuk mencegah kebangkitan gerilyawan Taliban, lebih dari 15 tahun sejak AS menyerang Afghanistan untuk menggulingkan pemerintah Taliban karena memberi Al Qaeda tempat perlindungan untuk merencanakan serangan 11 September.
Salah satu alasan lamanya tercapai keputusan Gedung Putih adalah sulitnya membuat Trump untuk menyetujui kebutuhan akan strategi regional lebih luas yang mencakup kebijakan AS terhadap Pakistan, sebelum membuat keputusan mengenai apakah akan mengirim pasukan tambahan ke Afghanistan.
Pejabat militer dan intelijen AS khawatir bahwa kemenangan Taliban akan memungkinkan afiliasi regional Al Qaeda dan Negara Islam untuk mendirikan basis di Afghanistan untuk merencanakan serangan terhadap AS dan sekutu-sekutunya.