Kabar24.com, BANDUNG—Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan sejumlah rencana aksi jangka panjang guna mengatasi kemacetan parah di Tol Jakarta-Cikampek yang diprediksi akan terjadi pada 2019.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Deddy Taufik mengatakan kemacetan akibat empat proyek infrastruktur strategis yang dibangun pada koridor yang sama di tol tersebut sudah dikeluhkan banyak pihak, terutama para pelaku bisnis di kawasan industri sepanjang Bekasi-Karawang. “Beban tol ini sudah sangat tinggi, lalu lintas harian rata-rata sudah mencapai 590.000 kendaraan,” katanya pada bisnis, Senin (31/7).
Pembangunan empat proyek strategis yakni pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated, Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek, Simpang Susun Tol Cibitung-Cilincing, dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang berlangsung dalam jangka waktu 2 tahun harus ditangani utuh bukan hanya oleh PT Jasa Marga. "Apabila tidak diantisipasi segera maka akan dapat menganggu layanan transportasi angkutan barang dan penumpang,” paparnya.
Dia menilai dampak pembangunan tersebut akan menimbulkan permasalahan lalu lintas yang perlu ditindaklanjuti. Hal itu mengingat area tersebut merupakan salah satu wilayah yang memiliki aktifitas industri dan perdagangan yang cukup besar. “Ditambah hingga 2019 akan ada momen dua kali mudik Idul Fitri, peningkatan volume kendaraan sangat besar,” tuturnya.
Dari hasil rapat pihaknya bersama sejumlah stakeholder, sejumlah rencana lahir guna meminimalisir dampak kemacetan yang makin akut baik jangka pendek dan jangka menengah. Di antaranya yaitu merancang pengalihan moda transportasi dari transportasi darat ke transportasi kereta api, udara, dan laut.
Turut disusun pula rencana guna mengatur pergerakan angkutan orang dan barang, antara lain melalui manajemen rekayasa lalu lintas dan mengatur jam operasional angkutan barang, mendorong penggunaan transportasi publik. “Ada juga rencana mengatur tarif moda transportasi pengganti agar lebih kompetitif, menerapkan law enforcement untuk kendaraan yang tidak memenuhi aturan yang berlaku,” ujarnya.
Baca Juga
Namun pihaknya mengaku rencana aksi tersebut belum tentu berjalan mengingat pelibatannya membutuhkan lintas sektor antara pusat dan daerah. Selain itu keterlibatan pengusaha di kawasan industri juga dipandang perlu. “Maka perlu didorong untuk diterbitkannya regulasi di tingkat Pemerintah Pusat untuk mengatur dan memberi pedoman kepada seluruh stakeholder yang terlibat," ungkapnya.
Jalan Tol Cikampek, dengan lokasinya yang sangat strategis dan dikelilingi beberapa kawasan industri besar, menjadi alternatif pilihan utama untuk distribusi barang dan penumpang. Gangguan terhadap pergerakan transportasi menuju Jakarta dan sebaliknya, berimplikasi adanya gangguan terhadap dinamika perekonomian secara nasional. "Diperlukan upaya antisipasi yang berkelanjutan untuk mempertahankan dan meningkatkan kelancaran pergerakan transportasi di wilayah dimaksud,"tegasnya.
Dikutip dari rilis perusahaan (27/7), VP Corporate Communication PT Jasa Marga Dwimawan Heru mengatakan pihaknya sudah merancang berbagai strategi untuk membantu meminimalisir dampak kepadatan lalu lintas akibat kegiatan konstruksi tersebut.
Menurutnya pelaksanaan proyek-proyek tersebut dibantu Konsultan Manajemen Konstruksi untuk mengintegrasikan kegiatan pekerjaan, metode pelaksanaan pekerjaan, mengkomunikasikan kegiatan yg beresiko mengganggu lalu lintas seperti mobilisasi material, alat berat, dan girder jembatan.
Meski demikian, kepadatan masih dapat terjadi ditengah tingginya intensitas pekerjaan. Untuk itu Jasa Marga meminta maaf atas kepadatan yang terjadi selama proses pembangunan dan akan memaksimalkan pelayanan bagi pengguna jalan yang membutuhkan.
“Jasa Marga mengimbau kepada pengguna jalan untuk dapat mengantisipasi perjalanan dan jika kepadatan tidak terelakkan, maka pengguna jalan dapat menggunakan jalur alternative,” katanya.
Beberapa jalur alternatif menuju Bekasi/Cikampek yang dapat digunakan antara lain Pengguna jalan dari arah Jakarta via Jalan Tol Dalam Kota/Jalan Tol Jakarta Cikampek dapat keluar di exit Jatiwaringin/Jatibening, untuk selanjutnya melewati jalur arteri Kalimalang atau dapat menggunakan akses jalan tol kembali melalui GT Bekasi Barat, Bekasi Timur, Tambun, dst.
Sementara pengguna jalan dari arah Jakarta via JORR dapat keluar di exit Jatiwarna/Jatiasih, untuk selanjutnya melewati jalur arteri Bekasi atau dapat menggunakan akses jalan tol kembali melalui GT Bekasi Barat, Bekasi Timur, Tambun, dst.