Kabar24.com, JAKARTA-- Saat ini, jumlah pengguna narkoba di Indonesia diperkirakan mencapai hingga 5 juta jiwa dengan Jakarta sebagai lokasi persebaran pengguna terbanyak.
Hal ini disampaikan oleh Dirres Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta usai menggelar konferensi pers terkait pengamanan lebih dari 40 kilogram narkotika berjenis sabu asal China.
“Narkoba kan addict [menyebabkan ketergantungan]. Dari data rehab kan bisa ketahuan seperti gunung es. Dari data BNN1-5 juta pengguna,” katanya, Senin (24/7/2017).
Dari 1 juta - 5 juta orang tersebut kebanyakan pengguna terpusat di ibukota dengan jumlah sekitar 600.000 hingga 1 juta pengguna. Tingginya angka pengguna ini menjadikan Indonesia pasar yang empuk bagi para penyelundup.
Tak heran, usai berhasil menggerebek penyelundupan 1 ton sabu asal China yang diselundupkan melalui eks dermaga Hotel Mandalika di Anyer, polisi kembali menyita 41 juta kilogram sabu yang berasal dari daerah yang sama.
Selain dari China, kepolisian juga sempat mengamankan sejumlah penyelundup dari negara-negara lain seperti Malaysia, Hong Kong, Taiwan, juga Afrika. Selain jadi pasar empuk, hukum di Indonesia juga sepertinya masih dianggap sebelah mata oleh para pengedar jika dibandingkan dengan hukum dan tindakan yang berlaku di negara-negara tetangga.
“Mungkin di Singapura keras undang-undangnya, di Malaysia keras, di Filipina tindakan tegas keras di sana. Akhirnya, mereka melihat selain memang potensial market, kita mungkin dianggap lemah untuk bertindak, hukum kita dianggap lemah, sehingga mereka merajalela di Indonesia,” kata Kapolri Jendral Tito Karnavian sebelumnya, (20/7/2017).
Adapun daya rusak narkotika ini mencapai lima orang per setiap gramnya. Dengan demikian jika 1 ton narkoba lolos beredar karena pasar, jumlah korban terdampak bisa mencapai 5 juta orang.
