Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Salah Sasaran, Jet Tempur Filipina Bunuh 2 Tentara dan Lukai 11 Orang

Sebuah jet tempur Filipina secara tidak sengaja membunuh dua tentara dan melukai 11 lainnya saat para tentara berjuang merebut kembali sebuah kota di kawasan selatan negara itu dari kelompok milisi pro-ISIS, kata pihak militer, Kamis (13/7/2017).
Pesawat tempur  An OV-10 Bronco melepaskan bom dalam serangan udara terhadap pemberontak kelompok Maute di Kota Marawi Filipina, Selasa (20/6/2017)./Reuters
Pesawat tempur An OV-10 Bronco melepaskan bom dalam serangan udara terhadap pemberontak kelompok Maute di Kota Marawi Filipina, Selasa (20/6/2017)./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA -- Sebuah jet tempur Filipina secara tidak sengaja membunuh dua tentara dan melukai 11 lainnya saat para tentara berjuang merebut kembali sebuah kota di kawasan selatan negara itu dari kelompok milisi pro-ISIS, kata pihak militer, Kamis (13/7/2017).

Insiden pada Rabu (12/7/2017) adalah kedua kalinya tentara terbunuh oleh pasukan udara mereka sendiri sejak pertempuran dimulai di Kota Marawi hampir dua bulan lalu, ujar juru bicara militer Brigadir Jenderal Restituto Padilla.

Pihak militer menyebut serangan udara pada siang hari itu menargetkan sebuah bangunan yang diyakini tempat para pemberontak bersembunyi, tetapi satu dari empat bom yang dijatuhkan oleh jet tempur FA-50 tidak tepat sasaran, katanya kepada wartawan.

"Bom jatuh di daerah sekitar sebuah bangunan, tempat beberapa anggota kami ditempatkan, dan ledakan selanjutnya menyebabkan sebagian bangunan itu runtuh," ujar Padilla.

"Puing-puing yang jatuh akibat runtuhnya bangunan itu menimpa orang-orang kami yang menewaskan dua orang dan melukai 11 lainnya," imbuhnya.

Peperangan tersebut telah menewaskan 92 tentara dan polisi, 392 militan dan 45 warga sipil dalam pertempuran selama 52 hari, kata Padilla.

Militer memperkirakan sekitar seratus orang bersenjata masih mengendalikan sekitar seribu rumah dan bangunan komersial di pusat kota Marawi.

Pertarungan tersebut telah memaksa hampir 400.000 penduduk Marawi dan area sekitarnya untuk melarikan diri, kata beberapa pejabat.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberlakukan darurat militer pada sepertiga bagian selatan Filipina setelah pertempuran tersebut terjadi di Marawi pada 23 Mei, demikian AFP.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper