Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tulisan Tangan Mao Zedong Laku US$903.066. Penjual Masih Misterius

Balai lelang Sotheby's, London berhasil menjual koleksi tulisan tangan mantan pemimpin China Mao Zedong senilai 704.750 pound sterling atau setara dengan US$ 903.066.
Mao Zedong/Istimewa
Mao Zedong/Istimewa

Kabar24.com, BEIJING - Balai lelang Sotheby's, London berhasil menjual koleksi tulisan tangan mantan pemimpin China Mao Zedong senilai 704.750 pound sterling atau setara dengan US$ 903.066.

Namun, sejauh ini belum diketahui identitas penjual tulisan Mao tersebut.

Catatan itu ditulis pada 1975 atau satu tahun sebelum meninggalnya Mao yang ditujukan kepada seorang profesor yang direkrut mantan pemimpin revolusi komunis China tersebut.

Tulisan tangan tersebut terjual di pasar lelang Sotheby's di London setelah melalui 10 kali putaran penawaran harga, demikian koran milik partai berkuasa di China yang dipantau Antara di Beijing, Kamis (13/7/2017).

Pembelinya ternyata seorang kolektor dari China sebagaimana dilaporkan BBC.

Walau begitu, Liu Yang, pengacara spesialis benda-benda peninggalan budaya yang mendapatkan tugas menyelamatkan benda peninggalan China di luar negeri mengatakan bahwa barang-barang peninggalan Mao sangat penting bagi sejarah China dan hanya bisa dimiliki oleh pemerintah China setelah yang bersangkutan mangkat.

Liu menganggap penjualan benda bersejarah di pasar lelang tersebut sebagai tindakan ilegal, demikian laporan The Global Times.

Seorang pakar lelang buku dan manuskrip sebagaimana dilaporkan BBC mengatakan bahwa naskah yang ditulis sendiri oleh Mao merupakan barang langka sehingga sangat sulit ditaksir harganya pada pembukaan lelang.

Tingginya harga lelang bisa meningkatkan popularitas surat dan catatan selebritas di pasar lelang.

Catatan pesan yang ditulis mantan Perdana Menteri China Zhou Enlai kepada mantan pemimpin China Deng Xiaoping yang berisi 14 karakter Mandarin telah laku senilai 862.500 RMB (Rp1,68 miliar) di pasar lelang Shaoxing, Provinsi Zhejiang, pada 2015.

"Harga koleksi 'Si Merah' tersebut bisa jadi terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir," kata Ni Fangliu, pakar arkeologi dari Nanjing, Provinsi Jiangsu.

Koleksi Zhou itu disebut "Si Merah" dengan merujuk beberapa artefak bersejarah seperti Buku Kecil Merah, lencana Mao, memorabilia, patung, dan poster yang menggambarkan perkembangan Republik Rakyat China dari 1949 hingga 1979.

Ni menyebutkan bahwa pasar lelang makin terkenal setelah meninggalnya generasi tua dan ternyata dapat menumbuhkan semangat bernostalgia rakyat China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper